Perdebatan Bahan Bakar di Indonesia: Kenapa Bensin Indonesia Jelek

Perdebatan Bahan Bakar di Indonesia: Kenapa Bensin Indonesia Jelek

Perdebatan Bahan Bakar di Indonesia: Kenapa Bensin Indonesia Jelek --eticon.co.id

PALTV.CO.ID,- Dalam komunitas otomotif, perdebatan mengenai kualitas bahan bakar selalu menjadi topik yang hangat.

Terlebih lagi, ketika membahas perbandingan antara bahan bakar lokal dan luar negeri, diskusi ini kerap kali tidak berujung.

Banyak yang berpendapat bahwa bahan bakar Indonesia tidak sebanding dengan produk luar negeri, terlepas dari berbagai grade yang tersedia. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai isu ini.

 Kualitas Bahan Bakar: Apa yang Membedakan?

BACA JUGA:Membandingkan Mobil Chery Tiggo 8 dengan Budget Ratusan Juta: Pilihan yang Menggoda!

BACA JUGA:Ini Langkah Disbunak OKI Selamatkan Kerbau Pampangan dari Kepunahan

Salah satu parameter utama dalam menilai kualitas bahan bakar adalah angka oktan. Di Indonesia, bahan bakar umum yang tersedia, seperti Pertalite, memiliki angka oktan 90.

Angka ini mungkin terlihat rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar premium di negara lain yang umumnya memiliki angka oktan lebih tinggi.

Misalnya, di Jepang dan Taiwan, angka oktan 92 atau bahkan 95 sudah cukup untuk kendaraan sehari-hari.

Sementara di Indonesia, masyarakat cenderung mencari bahan bakar dengan oktan yang lebih rendah.

BACA JUGA:Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan di Palembang Melalui Gerakan Pangan Murah

BACA JUGA:Pencuri Ponsel Jemaah Masjid Al Fathul Akbar Palembang Babak Belur Diamuk Massa

Namun, yang lebih krusial adalah kualitas keseluruhan dari bahan bakar tersebut. Dalam konteks ini, kandungan sulfur menjadi perhatian utama.

Bahan bakar dengan kadar sulfur tinggi seringkali menghasilkan emisi berbahaya dan dapat merusak mesin kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber