Kecanduan Judi Online , Ini Akibatnya sampai Gangguan Mental

Kecanduan Judi Online , Ini Akibatnya sampai Gangguan Mental

Kecanduan Judi Online: Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental--Foto : indonesia.go.id/Antara

BACA JUGA:1.435 Perkara Perceraian Ditangani oleh Pengadilan Agama Palembang, di Antaranya Karena Faktor Judi Online

Beberapa gangguan otak pada adiksi judi termasuk gangguan keseimbangan neurokimiawi/neurotransmiter otak dan gangguan regio otak, yang mengakibatkan gangguan mental dan perilaku pada kontrol pikiran (cognitive control) dan kesulitan mengambil keputusan (decision making).

Selain itu, kecanduan judi online menyebabkan kesulitan menemukan alternatif (alternation learning) dan menjadi terlalu berani mengambil risiko (risk-taking). "Situasi ini semakin berbahaya pada anak dan remaja karena pertumbuhan dan perkembangan otak mereka belum cukup matang," ucap Lahargo.

Seseorang dengan perilaku candu judi online mengalami penurunan kadar zat neurotransmitter serotonin, menyebabkan perasaan cemas, tidak nyaman, dan selalu merasa ada yang kurang.

BACA JUGA:Presiden Dorong Satgas Judi Online untuk Tunjukkan Hasil Nyata

Berdasarkan DSM-5, ada 5 kriteria yang menyebabkan seseorang dikatakan menderita gangguan kompulsif judi patologis dalam rentang 12 bulan:

  • Keinginan berjudi dengan jumlah yang semakin besar untuk mendapatkan kenikmatan yang diharapkan.
  • Menjadi gelisah, sensitif, dan mudah tersinggung saat berusaha mengurangi atau berhenti berjudi.
  • Selalu gagal mengurangi atau menghentikan perilaku berjudi.
  • Selalu berpikir untuk berjudi karena adanya sugesti pengalaman berjudi sebelumnya dan selalu berusaha mendapatkan uang untuk berjudi.
  • Berjudi saat sedang stres, cemas, gelisah, bersalah, atau tertekan.

BACA JUGA:Penyebaran Rekening Judi Online di Sektor Perbankan Semakin Meningkat

Kecanduan judi online dapat diatasi melalui terapi medis dan nonmedis. Dukungan keluarga atau orang terdekat sangat penting dalam proses terapi agar pecandu dapat mengakhiri kebiasaan buruk ini.

Pemerhati kesehatan jiwa dari Gianyar, Bali, dr. Made Wedasrta, menyarankan terapi medis dengan konsumsi obat khusus sesuai resep psikiater untuk mengembalikan keseimbangan neurotransmiter pada otak kecil.

Sementara itu, terapi nonmedis melibatkan perbaikan ego dan pola pikir melalui Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam 16 sesi selama 16 minggu dengan durasi setiap pertemuan 1-2 jam.

Dalam metode CBT, seorang psikiater akan melakukan terapi berupa wawancara dengan pelaku judi online untuk membantu mengubah pola pikir (kognitif) dan perilaku pasien. Agar tidak kembali terjerumus ke dalam judi online, keluarga dan orang-orang terdekat pecandu harus menghindari faktor risiko dan pencetus.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id