Mengungkap Faktor-Faktor Penurunan dan Melemahnya Penjualan Mobil Listrik Bekas

Mengungkap Faktor-Faktor Penurunan dan Melemahnya Penjualan Mobil Listrik Bekas

Mengungkap Faktor-Faktor Penurunan dan Melemahnya Penjualan Mobil Listrik Bekas--Istimewa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Penjualan mobil baru di Indonesia mengalami stagnasi yang cukup signifikan. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester pertama tahun ini, Penjualan mobil baru mencapai 408.012 unit.

Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 19,43% dibandingkan dengan capaian pada semester pertama tahun 2023 yang tercatat sebanyak 506.427 unit, atau setara dengan penurunan sebesar 98.415 unit.

Dalam sejarah penjualan mobil di Indonesia, puncaknya terjadi pada tahun 2013 ketika penjualan mobil nasional mencapai rekor tertinggi sebesar 1,23 juta unit.

Sejak saat itu, penjualan mobil nasional cenderung stagnan di kisaran 1 juta unit per tahun dan belum mampu menembus angka penjualan pada tahun 2013.

BACA JUGA:Jadi Biang Kemacetan, Pj Walikota Palembang Minta Tidak Parkir Mobil di Depan SD dan SMP Muhammadiyah

Penurunan paling tajam terjadi pada tahun 2020 ketika penjualan hanya mencapai 532 ribu unit, disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Namun, kondisi ini berbeda dengan data produksi mobil di Indonesia. Produksi mobil nasional justru terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2022 dengan jumlah produksi mencapai 1,47 juta unit, naik dari 1,12 juta unit pada tahun 2021.

Ini menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok antara tren penjualan dan produksi mobil di Indonesia.

Fahmi, pemilik showroom Nava Sukses Motor, mengungkapkan bahwa penjualan mobil bekas juga sedang mengalami penurunan sejak momen Lebaran pada bulan April 2024 lalu.

BACA JUGA:Aksi Damai Ratusan Warga Desa Keban Agung Muara Enim Tolak Ganti Rugi Lahan Rp6.000 Per Meter

Menurut Fahmi, kondisi ekonomi Indonesia yang kurang baik menjadi salah satu penyebab utama penurunan ini. Banyak konsumen yang mengalami kesulitan dalam pembayaran angsuran mobil ke leasing, sehingga menyebabkan tingginya Non-Performing Loan (NPL) pada perusahaan pembiayaan.

Ketika NPL tinggi, perusahaan pembiayaan menjadi lebih selektif dalam memberikan pembiayaan baru. Hal ini berdampak langsung pada penjualan mobil bekas karena banyak calon konsumen yang terkendala dalam mendapatkan pembiayaan.

Selain itu, banyak calon pembeli yang mengalami kesulitan pembayaran akhirnya masuk dalam daftar hitam BI Checking, yang semakin memperburuk tren penjualan mobil bekas.

Selain faktor ekonomi, harga pasaran mobil yang tidak turun meskipun permintaan sedang sepi juga menjadi penyebab turunnya tren penjualan mobil bekas. Biasanya, harga mobil bekas bisa menyesuaikan dengan kondisi pasar, namun kali ini harga cenderung tetap tinggi meskipun penjualan menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber