Presiden Erdogan : Israel Harus Dihukum Agar Kekejaman Serupa Tidak Terulang

Presiden Erdogan : Israel Harus Dihukum Agar Kekejaman Serupa Tidak Terulang

Presiden Erdogan : Israel Harus Dihukum Agar Kekejaman Serupa Tidak Terulang--rterdogan/ig

Situasi di Siprus Utara

Dalam konteks terpisah, Erdogan menyatakan pada Minggu bahwa tidak akan ada proses negosiasi baru mengenai masalah Siprus tanpa kedua belah pihak di pulau itu terlibat "secara setara." Siprus terbagi secara etnis, dengan warga Siprus Yunani dan Turki tinggal di sisi berlawanan dari perbatasan yang dipantau oleh PBB. 

BACA JUGA:Diduga Gelapkan Dana Tabungan Senilai Rp10,6 Miliar, Mantan Ketua Koperasi Serba Usaha Digugat ke PN Kayuagung

Siprus memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1960, tetapi pemerintahan bersama antara warga Siprus Yunani dan Turki runtuh, menyebabkan kekerasan yang membuat warga Siprus Turki menarik diri ke daerah kantong dan mendorong pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB.

Pada tahun 1974, Turki merebut lebih dari sepertiga pulau tersebut, menggusur lebih dari 160.000 orang Siprus Yunani ke selatan.

Pada 2004, warga Siprus Yunani di bagian selatan yang diakui secara internasional menolak rencana penyatuan kembali yang didukung oleh PBB dalam sebuah referendum. Perundingan damai telah terhenti sejak putaran terakhir negosiasi di Crans-Montana, Swiss, runtuh pada 2017.

Tanggapan terhadap Pernyataan Yunani

Erdogan juga menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Yunani Nikos Dendias yang menyebut orang Turki sebagai "penjajah."

BACA JUGA:Maraknya Aksi Tawuran Pelajar, Dinas Dikbud Banyuasin Imbau Guru Harus Tingkatkan Pengawasan

Erdogan menyebut komentar tersebut sebagai "kurang ajar" dan mendesak Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis untuk menegur Dendias.

Pemimpin Turki tersebut memperingatkan agar tidak melakukan tindakan yang meningkatkan ketegangan di Siprus, sambil menunjukkan bahwa keterlibatan dalam kekejaman di Israel tidak akan menguntungkan warga Siprus maupun Yunani.

Peringatan dari Hizbullah

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Nasrallah sebelumnya memperingatkan pemerintah Siprus agar tidak mengizinkan bandara dan pangkalannya digunakan oleh Israel. "Pemerintah Siprus harus diperingatkan bahwa membuka bandara dan pangkalannya kepada musuh untuk menargetkan Lebanon berarti telah menjadi bagian dari perang," tegas Nasrallah.

BACA JUGA:Hari Bhakti Adhyaksa Ke-64: Kajari Muara Enim Tekankan Jajaran Tetap Netral pada Pilkada 2024

Kemungkinan Pembangunan Pangkalan Militer di Siprus Utara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber