Trik Sukses dalam Negosiasi Penyitaan Properti untuk Agen Real Estate

Trik Sukses dalam Negosiasi Penyitaan Properti untuk Agen Real Estate

Trik Sukses dalam Negosiasi Penyitaan Properti untuk Agen Real Estate-freepik-freepik


Trik Sukses dalam Negosiasi Penyitaan Properti untuk Agen Real Estate-freepik-freepik

5. Terjadi lelang penyitaan.

Selama lelang penyitaan, properti tersebut dijual kepada penawar tertinggi, yang dapat berupa individu atau pemberi pinjaman itu sendiri, jika tidak ada penawaran yang dapat diterima. Jika properti tidak terjual di lelang, maka properti tersebut menjadi properti REO (milik real estate). Ini berarti pemberi pinjaman mungkin mencoba menjual properti melalui saluran real estat tradisional.

Penting untuk dicatat bahwa undang-undang dan batas waktu penyitaan berbeda-beda di setiap negara bagian. Beberapa negara bagian memiliki periode penebusan yang memungkinkan pemilik rumah untuk mendapatkan kembali properti mereka bahkan setelah penjualan penyitaan dengan membayar jumlah total yang harus dibayar.

Tantangan Membeli Rumah dalam Penyitaan

Membeli rumah yang disita bisa menimbulkan tantangan unik. Inilah yang perlu diketahui klien Anda tentang prosesnya.

1. Klien Anda tidak dijamin mendapat tawaran bagus saat membeli properti yang diambil alih.

Klien Anda mungkin berpikir mereka akan mendapatkan banyak keuntungan dari rumah yang diambil alih – terutama jika properti tersebut dijual melalui lelang. Hal ini tidak selalu terjadi. Tidak semua rumah yang diambil alih dijual melalui lelang. Dan, bahkan jika properti tersebut dilelang, pemberi pinjaman sering kali memiliki tawaran minimum.


Trik Sukses dalam Negosiasi Penyitaan Properti untuk Agen Real Estate-freepik-freepik

Mungkin ada peningkatan persaingan untuk properti yang disita, terutama karena beberapa investor menargetkan properti tersebut untuk diperbaiki dan dibalik. Meningkatnya persaingan berarti harga dapat meningkat.

2. Beberapa rumah yang diambil alih berada dalam kondisi buruk.

Rumah yang diambil alih sering kali diabaikan dan mungkin mengalami kekurangan pemeliharaan atau kerusakan yang disengaja oleh pemilik sebelumnya atau pengacau. 

Jika pemiliknya masih ada di dalam rumah, mungkin sulit untuk mengatur pemeriksaan. Selain itu, banyak rumah yang diambil alih dijual “apa adanya”, yang berarti penjual tidak akan melakukan perbaikan atau menawarkan garansi.

3. Membeli rumah yang diambil alih bisa menjadi proses yang rumit

Membeli rumah milik bank yang diambil alih bisa menjadi proses yang panjang dan birokratis. Bernegosiasi dengan bank bisa jadi sulit karena bank sering kali mempunyai kebijakan dan prosedur yang ketat, birokrasi yang lebih panjang, dan waktu respons yang lebih lambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: