Cina Diprediksi Kuasai Sepertiga Pasar Mobil Listrik Dunia pada 2030

Cina Diprediksi Kuasai Sepertiga Pasar Mobil Listrik Dunia pada 2030

Cina Diprediksi Kuasai Sepertiga Pasar Mobil Listrik Dunia pada 2030--Istimewa

BACA JUGA:Meminimalisir Konflik Sosial, Polres OKI Kembali Sambangi Desa Sungai Sodong dan PTSWA

Produsen mobil listrik Tiongkok telah gencar melakukan ekspor ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menyalurkan kelebihan kapasitas produksi mereka. Potensi pasar mobil listrik di Indonesia dinilai sangat besar.

Untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik di Asia Tenggara, Yu menyarankan beberapa langkah strategis.

Pertama, mengembangkan kebijakan, aturan, dan insentif yang mendukung adopsi dan manufaktur kendaraan listrik. Dukungan pemerintah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Kedua, fokus pada penyediaan listrik untuk angkutan umum seperti bus, kendaraan roda dua dan roda tiga, serta armada komersial. Fokus pada sektor ini dapat menghemat biaya yang tinggi dan meningkatkan adopsi kendaraan listrik secara signifikan.

BACA JUGA:OJK Harvesting Gernas BBI dan BBWI Tingkat Sumatera Selatan pada Event Sriwijaya Expo 2024

Ketiga, menarik investasi asing dan menjalin kolaborasi untuk manufaktur kendaraan listrik, produksi baterai, dan pengolahan mineral.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik, mengingat cadangan nikel yang besar di negara ini.

Pemerintah perlu menawarkan insentif seperti keringanan pajak dan subsidi kepada pembuat kendaraan listrik dan baterai untuk meningkatkan kemampuan pemrosesan dan manufaktur hilir.

Keempat, memanfaatkan cadangan nikel Indonesia yang melimpah dengan memberikan insentif kepada produsen kendaraan listrik dan baterai.

BACA JUGA:PGRI Sumsel: Study Tour untuk Tingkat Sekolah Dasar Tidak Begitu Penting

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemrosesan dan manufaktur hilir untuk baterai dan kendaraan listrik. Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan negara-negara seperti Cina, Korea Selatan, dan Jepang yang memiliki teknologi dan manufaktur baterai yang unggul.

Kelima, bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelaraskan standar kendaraan listrik, insentif, dan infrastruktur.

Kerja sama regional ini dapat menciptakan pasar dan rantai pasokan regional yang kuat, memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan mengambil langkah-langkah strategis ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber