Indonesia Pionir Ekosistem Baterai Mobil Listrik, Investasi Besar dan Harapan Baru

Indonesia Pionir Ekosistem Baterai Mobil Listrik, Investasi Besar dan Harapan Baru

Indonesia Pionir Ekosistem Baterai Mobil Listrik, Investasi Besar dan Harapan Baru--Istimewa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Indonesia kini melangkah ke era baru dalam industri otomotif global dengan menjadi pionir dalam pembangunan ekosistem baterai mobil listrik yang terintegrasi.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dengan bangga mengumumkan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang berhasil membangun ekosistem baterai mobil listrik dari hulu ke hilir, mulai dari pertambangan nikel hingga produksi kendaraan listrik.

Proyek investasi yang bernilai fantastis sebesar USD4,46 miliar (sekitar Rp71,36 triliun) ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia.

Dalam sebuah acara di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (3/7), Bahlil menegaskan bahwa Indonesia adalah pionir dalam pembangunan ekosistem baterai mobil listrik yang terintegrasi.

BACA JUGA:Sesali Perbuatan, Tersangka Budiman Sujud di Kaki Orang Tuanya Usai Jalani Restorative Justice Kejari OKI

Bahlil mengatakan bahwa setelah menanyakan ke seluruh dunia, belum ada yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil, dan Indonesia adalah yang pertama melakukannya.

Proyek besar ini bukan hanya tentang investasi finansial, tetapi juga tentang komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk merealisasikan visi besar ini.

Bahlil menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil perjuangan bersama dan dukungan luar biasa dari semua pihak yang terlibat.

Bahlil juga menjelaskan bahwa total investasi dalam proyek ini mencapai USD9,8 miliar, belum termasuk investasi dari Hyundai untuk kendaraan listrik.

BACA JUGA:BMW Hentikan Produksi X4: Perpisahan dengan SUV Coupe Kesayangan

Jika diakumulasi, total investasi mencapai sekitar USD11-12 miliar, menjadikannya investasi terbesar untuk satu ekosistem di Indonesia, khususnya dalam bidang baterai dan kendaraan listrik.

Pengembangan ekosistem ini mencakup pembangunan industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik dengan nilai investasi sebesar USD3,2 miliar (sekitar Rp51,2 triliun).

Proyek ini diperkirakan akan menyerap sekitar 2.800 tenaga kerja. Pada fase pertama, pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10GWh dengan nilai investasi mencapai USD1,2 miliar (sekitar Rp19,2 triliun).

Selain itu, investasi lainnya yang juga diresmikan adalah pabrik produksi pak baterai (battery pack) senilai USD42,12 juta (sekitar Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik dengan nilai investasi sebesar USD1,22 miliar (sekitar Rp19,52 triliun).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber