Kerusuhan di Kaledonia Baru Terburuk Dalam 30 Tahun Terakhir, Banyak Dihuni Orang Jawa

Kerusuhan di Kaledonia Baru Terburuk Dalam 30 Tahun Terakhir, Banyak Dihuni Orang Jawa

Kerusuhan di Kaledonia Baru Terburuk Dalam 30 Tahun Terakhir, Banyak Dihuni Orang Jawa-- reuters

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Kerusuhan di Kaledonia Baru dipicu oleh ketidakpuasan suku adat Kanak terhadap sebuah RUU yang disahkan oleh anggota parlemen Paris.

RUU tersebut memberikan hak suara kepada warga negara Prancis yang tinggal di Kaledonia Baru dalam pemilu lokal

Kerusuhan yang berlangsung selama tiga malam tersebut mengakibatkan pembakaran beberapa tempat usaha, mobil, dan penjarahan toko-toko.

Selain itu, akses terhadap obat-obatan dan makanan juga terputus, menyebabkan situasi semakin memburuk. Seorang anggota polisi tewas dalam insiden tersebut.

BACA JUGA:Bawaslu OKI Butuh 327 Petugas PKD, Berikut Syarat dan jadwal Pendaftarannya

Pada Jumat, 17 Mei 2024, ratusan aparat kepolisian anti huru-hara dari Paris mulai dikerahkan ke Kaledonia Baru untuk mengendalikan situasi di ibu kota. Kaledonia Baru adalah sebuah wilayah yang masih berada di bawah kekuasaan Prancis.


Kerusuhan di Kaledonia Baru Terburuk Dalam 30 Tahun Terakhir, Banyak Dihuni Orang Jawa-- reuters

Profil Kaledonia Baru

Dilansir dari britannica.com, Kaledonia Baru terletak di Samudra Pasifik, sekitar 1.500 kilometer di timur Australia.

Wilayah ini terdiri dari beberapa pulau utama, seperti Grande Terre, Kepulauan Loyalty, Kepulauan Bélep, dan Île des Pins.

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Ratu Dewa Resmikan Masjid Al-Istiqomah Kecamatan Kalidoni

Kaledonia Baru pertama kali dihuni oleh orang-orang Melanesia sekitar 3.000 tahun lalu. Pada abad ke-18, pulau-pulau ini dikunjungi oleh penjelajah Eropa, termasuk James Cook. Pada tahun 1853, Prancis menganeksasi Kaledonia Baru dan menjadikannya sebagai koloni.

Penduduk Kaledonia Baru saat ini merupakan campuran etnis yang beragam, termasuk Melanesia, Eropa, Polinesia, dan Asia.

Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Prancis dan Kanak, meskipun terdapat sekitar 30 bahasa Melanesia yang juga digunakan di wilayah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber