Tradisi ‘Naikkan Mubungan’ yang Masih Lestari di Kabupaten Lahat

Tradisi ‘Naikkan Mubungan’ yang Masih Lestari di Kabupaten Lahat

Naikkan Mubungan, tradisi yang masih terjaga di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.-Kebudayaan Indonesia-Kebudayaan Indonesia

LAHAT, PALTV.CO.ID - Tradisi gotong royong masyarakat di Kabupaten Lahat cukup unik dan tentunya wajib dilestarikan. Tradisi gotong royong ini tentu saja berbeda dengan tradisi gotong royong yang kita kenal biasanya.

Gotong royong Naikkan Mubungan ini tidak hanya membuat masyarakat saling bahu membahu membersihkan sesuatu, melainkan saling bergotong royong membantu warga yang sedang membangun rumah.

Desa Arahan yang tepatnya berada di Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat ini, masih melestarikan tradisi Naikkan Mubungan sampai saat ini. Keunikan tradisi yang masih dilestarikan di Sumatera Selatan khususnya Kabupaten Lahat ini, tentu saja memiliki keunikan budaya yang bisa jadi tidak dimiliki oleh daerah lain.

Naikkan Mubungan atau yang bisa disebut juga dengan bubungan ini, merupakan sebuah tradisi yang sering kita sebut secara umum dengan menaikkan kayu di atas rumah yang baru dibuat. Tentunya tradisi ini dilaksanakan dengan berbagai hal unik.

BACA JUGA:Buntut Keributan Final Indonesia Vs Thailand, Presiden FIFA Beri Komentar

BACA JUGA:Matoa Buah Eksotis dari Tanah Papua

Naikkan Mubungan atau bubungan ini merupakan tradisi yang memiliki makna atau tujuan untuk mengambil berkah pada setiap sudut rumah.

Dalam setiap rumah yang sedang Naikkan Mubungan tersebut juga dilakukan azan di tiap tepinya, ditambah adanya pelemparan beras kuning dan uang receh di atas bubungan tersebut.

Tidak hanya itu saja, pada proses Naikkan Mubungan ini juga terdapat guritan yang disampaikan tokoh adat yang paham akan budaya tersebut. Kemudian juga dilanjutkan pembacaan tahlil ataupun kirim do’a arwah kepada yang sudah meninggal dalam keluarga itu.

Naikkan Mubungan ini merupakan proses finishing menaikkan kayu sebagai tiang penyangga bagi warga yang sedang membangun rumah. Budaya unik ini tentu saja dapat mempererat hubungan silaturahmi antar tetangga dan masyarakat setempat, karena Naikkan Mubungan ini mengundang masyarakat untuk menyaksikannya.

BACA JUGA:Mengejutkan, Tiba-tiba Enzy Unggah Foto Menikah di Instagram!

BACA JUGA:Apakah Benar Kucing Dapat Terkena Rabies? Berikut Penjelasannya!

Pada saat proses Naikkan Mubungan ini biasanya warga setempat menggunakan berbagai perlengkapan seperti pisang, tebu, kelapa, bendera Merah Putih, labu, dan juga linggu yang tentunya mempunyai filosofi dalam kehidupan bermasyarakat.

Bendera Merah Putih tentunya memiliki lambang nasionalisme, kelapa memiliki makna gemuk manis dan juga sejahtera yang mana diharapkan kesejahteraan di dalam rumah itu. Labu memiliki makna tempat penyimpanan, linggu memiliki makna awet yang mana diharapkan ketahanan atau keawetan dalam rumah itu, supaya orang yang tinggal di dalamnya merasa aman dan nyaman. Tebu memiliki makna manis yang diartikan sebagai terdapat hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat, dan yang terakhir pisang memiliki simbol mengembang biakkan atau mewariskan keturunan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber