8 Bulan Terbaring Lumpuh, Warga Kayuagung Ini Butuh Uluran Tangan

8 Bulan Terbaring Lumpuh, Warga Kayuagung Ini Butuh Uluran Tangan

8 bulan terbaring lumpuh, Liyas warga Kayuagung ini butuh uluran tangan, Jum’at (26/1/2024).-Novan Wijaya-PALTV

OKI, PALTV.CO.ID - Seorang pria di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengalami lumpuh karena kecelakaan kerja.

Sementara istrinya terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi keempat orang anaknya.

Di rumah sederhana berukuran sekitar 4x5 meter yang berada di tepi sungai di Kelurahan Sukadana Kecamatan Kayuagung, Liyas (42) tahun bersama istri dan empat orang anaknya tinggal.

Pria yang sebelumnya sehari-sehari bekerja sebagai buruh bangunan dan pencari barang bekas ini, kini tak bisa lagi bekerja. Sejak kecelakaan kerja yang dialaminya di mana ia terjatuh dari bangunan berlantai tiga.

BACA JUGA:Truk Boks Ekspedisi Terjun ke Sungai Lubai

"Saya biasa bekerja sebagai buruh bangunan. Musibah ini memang tak disangka-sangka, saat itu saya sedang ada dilantai tiga. Tiba-tiba ada sebuah besi menimpa dan saya terjatuh," ungkap Liyas saat dijumpai pada hari Jum’at, 26 Januari 2024.

Sesaat setelah kejadian itu, lanjut Liyas, ia langsung tak bisa berdiri lantaran saat jatuh tulang ekornya terbentur hebat.

"Beginilah kondisi saya sekarang sudah 8 bulan terbaring di tempat tidur, karena saat itu dokter mendiagnosa saya lumpuh total dan tidak bisa berjalan lagi," kata Liyas dengan wajah penuh keikhlasan atas apa yang menimpa dirinya.

Di tengah kondisi serba keterbatasan yang dirasakan keluarga kecil ini, Sarminah (31) istri Liyas terlihat tetap sabar meski dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga.

BACA JUGA:Kejati Sumsel Fokus Tangani Mega Korupsi Hingga Triliunan Rupiah, Kasus Apa Itu?


Sarminah (31) istri Liyas terlihat tetap sabar meski dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga, Jum'at (26/1/2024).-Novan Wijaya-PALTV

"Setiap hari saya biasa menjadi buruh cuci rumah tangga dan sambil mengumpulkan rongsokan. Harus bagaimana lagi ini wajib saya lakukan demi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah, bayar sewa rumah, dan obat suami saya," tutur Sarminah.

Mirisnya, kondisi keluarga Liyas yang berada tak jauh dari pusat kota ini tak juga mendapat perhatian dari Pemerintah setempat. Hanya segelintir orang dermawan saja yang suka membantu sembako untuk mereka.

"Pernah beberapa bulan lalu sekali dapat bantuan beras setelah itu tidak dapat lagi, termasuk juga bantuan dari Sekolah Dasar anak hanya sekali dapat, sudah itu tidak ada lagi. Alasan pihak sekolah bantuan harus digilir" ujar Sarminah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv