Seppuku Jepang: Tradisi yang Menakutkan dan Latar Belakang Kelam Harakiri

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Jepang, sebuah negara yang kaya akan tradisi dan budaya yang mendalam, menyimpan satu praktik yang penuh dengan keindahan dan kegelapan sekaligus: harakiri.

Harakiri, atau seppuku, adalah tindakan bunuh diri yang terkenal di kalangan samurai sebagai bentuk penghormatan, penghormatan terhadap kehormatan dan keberanian.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang praktek sadis ini, menggali sejarahnya, serta mengeksplorasi konteks budaya dan filosofis di baliknya.

Harakiri adalah salah satu aspek dari bushido, kode etik samurai yang mencakup nilai-nilai seperti keberanian, kehormatan, dan setia.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Waktu: Merayakan Tahun Baru dari Masa Lalu Hingga Kini

Dalam konteks ini, harakiri bukanlah tindakan keputusasaan, melainkan upaya untuk mempertahankan martabat pribadi dan keluarga.

Meskipun telah dihapuskan sebagai praktik wajib pada era Meiji (1868-1912), namun harakiri tetap menjadi bagian penting dari sejarah Jepang yang tidak dapat diabaikan.

Mengutip dari mai-ko.com, Seppuku adalah praktek bunuh diri terhormat atau ritual kematian di mana seorang samurai mengeluarkan isi perutnya.

Dalam bahasa Jepang, istilah hara-kiri digunakan untuk merujuk pada tindakan memotong perut, di mana "hara" berarti perut dan "kiri" berarti memotong.

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Inilah Perbedaan Antara Kalender Masehi dan Kalender Hijriah

Seppuku Jepang: Tradisi yang Menakutkan dan Latar Belakang Kelam Harakiri--freepik.com/@freepik

Meskipun kata harakiri dan seppuku memiliki makna yang sama dalam bahasa Jepang, namun penggunaannya cenderung berbeda, dengan orang Jepang jarang menggunakan kata harakiri dan lebih memilih kata seppuku.

Harakiri merujuk pada aksi menyayat perut secara harfiah, sementara seppuku melibatkan aspek ritual dan prosedur tradisional dalam tindakan menyayat perut tersebut.

Sejarah Harakiri

Sumber: berbagai sumber