Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta

Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta

Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta-- Instagram.com/@ virgo.journey

BACA JUGA:Bocoran iPhone 16 : Tampilan Baru, Chipset, Kamera, dan Perubahan Lainnya

Sebelum memasuki bagian tengah Taman Sari, perhatian kita akan tertuju pada ukiran barongsai yang menghiasi gapura tengah.

Barongsai yang diberi nama kalamakara ini memiliki filosofi mendalam yang melambangkan kekuatan Dewa Siwa, untuk melindungi dari hal-hal buruk.

Arsitektur Taman Sari memiliki jejak dari budaya Barat, dengan sekitar 75% bangunan dibangun oleh arsitek Portugis dan 25% oleh arsitek Mongol.

Uniknya, kolam renang atau umbul yang ada di Taman Sari adalah hasil dari rasa terima kasih seorang pedagang Portugis yang selamat berkat bantuan prajurit dan sultan.

BACA JUGA:Tak Sesimpel Mobil Matic, Berikut Panduan Lengkap Belajar Mengendarai Mobil Manual Bagi Pemula

Sebagai arsitek, pedagang ini meminta tanah seluas 15 hektar untuk membangun taman sebagai tanda terima kasih. Nama arsitek ini kemudian diabadikan sebagai nama pantai di Gunungkidul, yaitu Pantai Baron.

Adanya hubungan baik antara sultan dengan Kerajaan Mongol turut memberikan sentuhan kultural pada arsitektur Taman Sari.

Gapura pintu timur dihiasi oleh ukiran dua burung merak yang saling berhadapan menghisap bunga. Ukiran ini diberi nama Lajering Sekar Sineseping Peksi yang mengisyaratkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari pada tahun 1765 M.

Sejak menjalani renovasi pada tahun 2006, Taman Sari bukan hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

BACA JUGA:Mencengangkan! 5.000 Orang Pasien HIV AIDS di Sumatera Selatan

Di sekitar Taman Sari, terdapat Rumah Magersari, tempat tinggal khusus yang diberikan sultan kepada para abdi dalem. Saat ini, sekitar 1600 kepala keluarga menempati Rumah Magersari yang tidak boleh dijual belikan.

Awalnya, Taman Sari dibuka sebagai tempat wisata gratis, namun dengan meningkatnya jumlah pengunjung, kebijakan tiket masuk diberlakukan.

Demikianlah, Taman Sari bukan sekadar sekumpulan bangunan bersejarah, tetapi juga menyimpan cerita, fakta menarik, dan melibatkan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, mari berkunjung ke Taman Sari dan bertanya langsung pada abdi dalem yang menjadi pemandu wisata di tempat ini. Selamat menikmati keindahan dan kearifan lokal yang tersimpan dalam setiap sudut Taman Sari.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber