Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta

Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta

Membongkar Misteri di Balik Keindahan Taman Sari Jogjakarta-- Instagram.com/@ virgo.journey

PALEMBANG, PALTV.COID,-  Taman Sari, berjarak tidak jauh dari Alun-Alun Selatan Jogjakarta, tempat wisata ini pada awalnya dirancang sebagai tempat piknik keluarga sultan pada masa silam.

Namun, nasib berubah ketika Indonesia terjajah, dan Taman Sari pun dijadikan tempat persembunyian abdi dalem setelah masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II.

Menginjak sekitar tiga abad yang lalu, Taman Sari didesain dengan arsitektur yang menyerupai danau dengan sebuah pulau tengah yang dikenal sebagai Pulo Kenanga.

Hal ini menciptakan suasana unik dimana Sultan dan keluarganya harus menyeberangi danau menggunakan kano ketika ingin menikmati keindahan taman ini.

BACA JUGA:Mengolah Udang dengan Tepat dan Benar Agar Udang Tetap Nikmat dan Lezat

Menyingkap sejarah yang terpatri dalam dinding-dinding Taman Sari, pengalaman kunjungan dimulai dari pembelian tiket masuk dengan harga terjangkau sebesar lima ribu rupiah.

Ternyata, sedikit yang mengetahui bahwa akses masuk sebenarnya terletak di pintu belakang. Sebuah fakta menarik yang diceritakan oleh seorang abdi dalem yang juga menjadi pemandu wisata.

Pada zaman dahulu istri-istri dan putri-putri sultan masuk melalui pintu barat, yang kini berfungsi sebagai loket tiket.

Sementara itu, sultan memasuki taman melalui pintu depan yang langsung terhubung dengan Keraton. Pada tahun 2006, pintu timur ditutup untuk mencegah akses sembarangan ke keraton.

BACA JUGA:Ilmu Iseng Bermanfaat! Membuat Charger Aki Mobil Sederhana dengan Trafo Bekas dan Dioda Zener

Begitu melangkahkan kaki ke bagian barat Taman Sari, pengunjung akan disambut dengan aroma dupa.

Sesajen berisi rangkaian bunga dan dupa digunakan sebagai unsur aroma terapi yang juga menjadi simbol keunikan Taman Sari.

Dulu, saat masih berfungsi sebagai taman keluarga, setiap malam purnama, sultan duduk di balkon gapura untuk menyaksikan pertunjukan tari putri-putrinya. Area ini juga memamerkan pohon buah kepel yang konon memiliki manfaat

untuk menghilangkan bau badan. Selain itu, pohon jeruk kingkit yang berbentuk bonsai, dahulu digunakan sebagai kutek para putri dan istri sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber