10 Perusahaan Otomotif Pernah Berjaya Di Masanya, Ini Penyebab Bangkrutnya di Indonesia

10 Perusahaan Otomotif Pernah Berjaya Di Masanya, Ini Penyebab Bangkrutnya di Indonesia

10 Perusahaan otomotif di Indonesia yang pernah bangkrut --Sumber Foto : https://www.youtube.com/@AutoPopuler

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi yang melambat di Indonesia telah berdampak besar pada penjualan kendaraan perusahaan otomotif di di indonesia, khususnya mobil.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mencatat penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2019 sejumlah 1.301.126 unit, mengalami penurunan sebesar 10,5 persen dibandingkan dengan penjualan tahun 2018. 

 

Dilansir dari kanal youtube auto populer, Penurunan penjualan mobil ini telah membuat beberapa perusahaan otomotif merasa kesulitan dan bahkan beberapa di antaranya harus menutup bisnis mereka.

Di bawah ini, kita akan membahas 10 Perusahaan otomotif di Indonesia yang pernah bangkrut dan mencari tahu apa penyebabnya.

 

BACA JUGA:12 Koleksi Mobil Mewah Cristiano Ronaldo, Mana Sih Mobilnya yang Paling Mahal Seharga Rp167 Miliar?

 

 

1. PT Timor Putra Nasional

Guna mewujudkan industri mobil nasional pada tahun 1996, Presiden Soeharto menerbitkan Inpres nomor 2 tahun 1996 dan menunjuk PT Timor Putra Nasional untuk menggarap proyek mobnas ini.

Pada tanggal 8 Juli 1996, perusahaan milik Tommy Soeharto itu resmi memperkenalkan mobil "Timor" yang kemudian ketahuan jika mobil Timor itu ternyata cuman memblending ulang mobil Korea Selatan, yaitu Kia Sephia. 

 


1. PT Timor Putra Nasional--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Mobil sedan ini sempat laris di pasaran karena harganya hanya 35 juta rupiah saja. Namun, ketika almarhum Soeharto lengser dan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997, mobil ini juga ikut-ikutan lengser dari peredaran, dan PT Timor Putra Nasional pun harus tutup, memperhatikan 920 karyawannya di Indonesia.

 

BACA JUGA:Mengintip Koleksi Mobil Langka Sultan Hassanal Bolkiah, Harganya Lebih Mahal dari Klub Manchester United

 


2. PT Proton Edar Indonesia--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

2. PT Proton Edar Indonesia

Pabrikan mobil asal Malaysia mulai melakukan ekspansi ke Indonesia pada tahun 2007 melalui PT Proton Edar Indonesia. Beberapa produknya seperti Satria Neo, Saga, Persona, Exora, dan Suprima S sempat dirilis di Indonesia. Namun, sejak tahun 2014, Proton tak bisa bertahan dari sengitnya persaingan di pasar otomotif nasional. Pada tahun 2017, PT Proton Edar Indonesia hanya mampu menjual 22 unit saja, yang akhirnya membuat PT Proton Edar Indonesia harus menutup bisnisnya dan merumahkan kurang lebih 300 tenaga kerjanya.

 

3. PT General Motors Buana Indonesia

Pada tahun 1994, PT General Motors Buana Indonesia mendirikan pabrik perakitan mobil di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Di pabrik tersebut, perusahaan General Motors merakit mobil buatan Jerman, Opel Blazer 2000. Mobil Opel Blazer ini dikenal dengan sebutan "Bravo." Pada saat itu, mobil Bravo dibanderol dengan harga 72 juta rupiah. 

 

BACA JUGA:Perbandingan Harga Mobil Hybrid November 2023: Banderol CR-V dan Zenix Naik, Wuling Almaz Hybrid Makin Murah


3. PT General Motors Buana Indonesia--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Mobil ini cukup diminati, terutama karena kompetitornya, Nissan Terrano, dijual lebih mahal, yaitu sekitar 80 juta rupiah. Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 membuat PT General Motors Buana Indonesia mengalami kesulitan.

Kurs rupiah yang anjlok membuat harga spare partnya yang sebagian besar masih diimpor melonjak. Akhirnya, produksi Bravo dihentikan, dan pabrik serta perusahaannya ditutup, menyebabkan ribuan karyawannya kehilangan pekerjaan.

 

 

4. PT Uni Korprima Motor (Chery)

PT Uni Korprima Motor adalah perusahaan joint venture antara PT Indomobil Group dan Cherry Automobile Co. LTD yang didirikan pada tahun 2006. Perusahaan ini menjadi agen tunggal pemegang merek Chery dan memasarkan mobil Chery di Indonesia. Ada dua varian seri yang diproduksi di Indonesia, yakni Chery QQ di segmen city car dan Chery Tiggo V. 

 

BACA JUGA:Punya Dana di Bawah Rp500 Juta, Inilah 5 Mobil Listrik yang Bisa Jadi Pilihan

 


4. PT Uni Korprima Motor (Chery)--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Meski sempat menjadi salah satu brand terlaris, penjualan produk Chery di tahun 2009 hingga 2011 tidak pernah menembus 1000 unit, bahkan di tahun 2011 penjualannya hanya mencapai 184 unit. Kualitas produk yang rendah membuat mobil asal China tersebut kehilangan konsumen di Indonesia, hingga akhirnya produksinya dihentikan, dan ratusan tenaga kerja di-PHK pada tahun 2012. Chery sempat muncul kembali di Indonesia melalui PT Chery Mobil Indonesia, namun hanya bertahan selama satu tahun sejak 2013.

 

5. PT Geely Mobil Indonesia

Gili, merek otomotif asal China, mulai menggarap pasar Indonesia pada tahun 2010 melalui PT Geely Mobil Indonesia. Produk-produk yang pernah mereka jual di Indonesia antara lain MK Sedan dan MK Crosshatch. Pada tahun 2011, penjualan Gili mencapai 1.022 unit, namun memasuki tahun ketiga, penjualannya merosot drastis di bawah 500 unit. 

 


5. PT Geely Mobil Indonesia--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Selain faktor kualitas produk yang buruk, varian yang dipasarkan dianggap tidak sesuai dengan selera masyarakat pada saat itu. Sejak saat itu, Gili pun mengakhiri operasinya di Indonesia, PT Geely Mobil Indonesia ditutup, dan ratusan karyawannya di-PHK tanpa pesangon.

 

BACA JUGA:Ingin Membeli Mobil! Ini 5 Rekomendasi Mobil Sedan Hemat Bahan Bakar Yang Wajib

 

6. PT Motor Image Indonesia (Subaru)

PT Motor Image Indonesia adalah perusahaan otomotif asal Jepang yang mengimpor dan memasarkan mobil Subaru di Indonesia. Namun, perusahaan ini harus menutup bisnisnya bukan karena kehilangan pasar, melainkan karena terlibat dalam kasus pajak berakhir. 

 


6. PT Motor Image Indonesia (Subaru)--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Kasus ini terjadi pada tahun 2013, yang membuat PT Motor Image Indonesia kehilangan izin operasional sejak tahun 2015. Akibatnya, mereka harus menutup dealer-dealer mereka dan merumahkan sekitar 200 karyawannya.

Sebelumnya, PT Motor Image Indonesia memasarkan beberapa varian Subaru di Indonesia, termasuk Subaru XV, Forester, dan Impreza.

 

BACA JUGA:Perlu Diketahui ! Ini Kelebihan dan Kekurangan Mobil Toyota Innova Zenix Hybrid.

 

7. PT Ford Motor Indonesia

Pada tahun 2016, PT Ford Motor Indonesia menutup 44 dealer di Indonesia. Kebijakan ini diambil karena ATPM mobil Ford sulit mencatatkan laba. Ford sulit bersaing karena tidak memiliki fasilitas produksi di Indonesia sehingga harus mengimpor mobil secara completely built-up (CBU). 

 


7. PT Ford Motor Indonesia--Sumber Foto : Tangkap [email protected]/@AutoPopuler

 

Hal ini membuat harga mobil Ford lebih mahal dibandingkan dengan kompetitornya, dan akhirnya angka penjualan mobil Ford di bawah satu persen. Penutupan dealer PT Ford Motor Indonesia menyebabkan 500 pekerjaan harus di-PHK.

 

8. PT Nissan Motor Indonesia

 

BACA JUGA:6 Cara Membersihkan Kisi-kisi Kondensor AC Mobil Secara Mandiri di Rumah

 

Meskipun masih eksis hingga sekarang, PT Nissan Motor Indonesia, pemegang merek Nissan, pada tahun 2017 tak lagi memasarkan Infiniti, merek mobil mewah asal Jepang.

Infiniti pertama kali mengaspal di Indonesia pada tahun 2011, namun penjualan mereka semakin menurun dari tahun ke tahun, bahkan di tahun terakhirnya tak ada satupun Infiniti yang terjual. Sebelum menghentikan penjualan Infiniti, PT MMI pernah memasarkan beberapa varian seperti Infiniti ES, Q70, Infiniti FX, dan QX80.

 

9. Datsun (PT Nissan Motor Indonesia)

Datsun, merek kendaraan low cost green car (LCGC), juga harus dihentikan produksinya oleh PT Nissan Motor Indonesia pada Januari 2020. Berbagai faktor seperti pajak mobil, kondisi ekonomi, dan daya beli masyarakat yang menurun telah menyebabkan penurunan minat terhadap Datsun. Sebelum dihentikan produksinya, PT MMI pernah memproduksi tiga varian Datsun: Datsun Go, Datsun Go Plus, dan Datsun Cross. Penutupan produksi Datsun membuat sekitar 300 orang kehilangan pekerjaan.

 

BACA JUGA:Meski Suku Cadang Import Naik Akibat Tensi Dolar, Mitsubisi Belum Ada Rencana Naikan Harga Xforce

 

10. PT General Motors Indonesia (Chevrolet)

Pada Maret 2020, PT General Motors Indonesia, yang menjual merek Chevrolet, juga menghentikan penjualannya di Indonesia. Chevrolet memiliki sejarah panjang dalam industri otomotif tanah air sejak mendirikan pabrik mobil di Indonesia pada tahun 1938. 

 

Namun, sulitnya bersaing dengan model-model dari kompetitornya, serta kondisi pasar yang lesu, menyebabkan Chevrolet menghentikan penjualannya. Beberapa model Chevrolet yang pernah dipasarkan di Indonesia antara lain SCV (Seven Seater), Captiva, Komodo, Vitara, Trax, Orlando, dan Spin.

Sekian ulasan singkat tentang beberapa perusahaan otomotif yang pernah bangkrut di Indonesia dan alasan di balik kegagalan mereka. Lesunya pertumbuhan ekonomi, persaingan sengit, krisis moneter, perubahan kebijakan, serta ketidaksesuaian produk dengan selera pasar, semuanya menjadi faktor utama yang mengakibatkan kegagalan mereka. 

 

BACA JUGA:Motor Impian Anak Muda! Tampilan dan Spesifikasi Kawasaki Ninja 7 Hybrid dan Kawasaki Ninja Full Listrik e-1

 

Industri otomotif Indonesia telah mengalami berbagai tantangan dan dinamika selama bertahun-tahun. Meskipun beberapa perusahaan otomotif harus menutup operasi mereka, ini bukan akhir dari kreativitas dan inovasi dalam industri ini. Sebaliknya, ini adalah panggilan untuk mengevaluasi strategi, menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, dan menghadapi tantangan dengan solusi yang lebih baik.

 

Kegagalan perusahaan otomotif ini menjadi pelajaran berharga bagi industri ini, menyoroti pentingnya kualitas produk, kesiapan dalam menghadapi perubahan ekonomi, serta respons terhadap keinginan pasar. Kini, dengan teknologi yang terus berkembang dan kesadaran akan keberlanjutan, industri otomotif memiliki peluang untuk merevolusi diri dalam hal inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan.

 

Tantangan ekonomi dan persaingan yang ketat menjadi cambuk bagi industri otomotif untuk terus berinovasi, menawarkan produk yang lebih baik, ramah lingkungan, serta responsif terhadap kebutuhan konsumen. Kemitraan strategis, investasi dalam penelitian dan pengembangan, serta penyesuaian terhadap regulasi pasar dapat membantu industri otomotif Indonesia bangkit kembali.

 

Dengan harapan akan perbaikan ekonomi, adopsi teknologi terbaru, dan perubahan yang adaptif, industri otomotif di Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

 

BACA JUGA:All New Honda CR-V Hybrid, Kelebihan dan Kekurangan yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Membelinya!

 

Mengingat perjalanan berliku industri otomotif di Indonesia, kesadaran akan kebutuhan untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan merespons perubahan akan menjadi kunci keberhasilan di masa depan. Kita berharap bahwa masa depan industri otomotif Indonesia akan menjadi lebih cerah, berkelanjutan, dan mampu menavigasi tantangan masa kini dengan bijak.

 

Terima kasih telah mengikuti ulasan tentang perjalanan beberapa perusahaan otomotif di Indonesia. Mari kita terus bersemangat dan menghadapi masa depan dengan inovasi dan keberanian!(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.youtube.com/@autopopuler