Indonesia Diprediksi Sulit Jadi Negara Maju 2045! Angka Kemiskinan Masih Ekstrim

Indonesia Diprediksi Sulit Jadi Negara Maju 2045! Angka Kemiskinan Masih Ekstrim

Indonesia Diprediksi Sulit Jadi Negara Maju 2045! Angka Kemiskinan Masih Esktrim --free pik.com

BACA JUGA:8 Komoditas Ini Jadi Faktor Utama Inflasi Sumsel di Penghujung Tahun

Selain itu, Teguh juga mengamati bahwa situasi sosial ekonomi Indonesia saat ini sangat berbeda dengan negara-negara lain ketika mereka memiliki pendapatan per kapita yang setara dengan Indonesia ketika mencapai status UMIC pada tahun 2022 sebesar US$4.580.

Sebagai contoh, PDB per kapita Korea Selatan pada tahun 1988 adalah US$4.520, dengan pertumbuhan sebesar 12%, Cina pada tahun 2010 tumbuh sebesar 10,6%.

Negara-negara tetangga seperti Malaysia pada tahun 2004 mencapai pertumbuhan sebesar 6,8%, dan Thailand pada tahun 2010 tumbuh sebesar 7,5%.

Semuanya jauh melampaui pertumbuhan Indonesia yang hanya sekitar 5%," kata Teguh. Teguh juga menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut, kecuali Brasil, didorong oleh sektor manufaktur, dengan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB sebesar 28% (Korea Selatan), 30% (Malaysia), dan 32% (Cina).

BACA JUGA:Hobi Pamer dan Ingin Menjadi Tenar? Sebelum Terlanjur, Pikirkan Sejuta Kali Saja 7 Dampak Ini!

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor manufaktur atau industri pengolahan di Indonesia baru mencapai 18,32% pada tahun 2022.

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) yang akan berkompetisi dalam Pemilihan Presiden 2024 menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang optimis, dengan angka di atas 5% bahkan mencapai 7%.

Angka ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045. Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, atau Prabowo-Gibran, secara implisit mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7%.

Pasangan lainnya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, juga berjanji pertumbuhan ekonomi tanpa angka tertentu, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 7%.

BACA JUGA:Terdakwa Kasus Rudapaksa, Oknum Guru Ponpes di OKI Dituntut 12 Tahun Penjara

Namun, pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar atau Anies-Cak Imin, yang merupakan pendaftar pertama di Komisi Pemilihan Umum (KPU), justru menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.

Mereka berfokus pada efisiensi anggaran dengan memprioritaskan belanja produktif dan mengurangi belanja non-produktif untuk menciptakan ruang fiskal yang lebih besar, dengan target pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 5,5%-6,5% per tahun untuk periode 2025-2029.

Pemerintah, dengan bantuan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, juga menilai bahwa pertumbuhan ekonomi harus mencapai 6% agar dapat menjaga momentum dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 untuk periode 2025-2029.

Monoarfa menyatakan, "Kisaran pertumbuhan sekitar 5,6 persen - 6,1 persen merupakan prasyarat berdasarkan perhitungan teknokratik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber