Sejarah Berpindahnya Arah Kiblat Salat Umat Islam dari Al-Aqsa ke Ka'bah

Sejarah Berpindahnya Arah Kiblat Salat Umat Islam dari Al-Aqsa ke Ka'bah

Arah kiblat salat dari Al-Aqsa ke Ka'bah.-Alena Darmel-pexels.com/@a-darmel

Artinya: "Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kalian berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."

BACA JUGA:Waspada Penyakit ‘Ain! Begini Cara Mengatasi dan Mencegahnya Menurut Syariat Islam


Ka'bah di Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi.--pixabay.com/konevi

Dengan demikian, dengan turunnya ayat ini, Nabi Muhammad SAW yang kemudian diikuti oleh seluruh umat Islam, mulai menghadap Ka'bah saat melaksanakan salat.

Perubahan ini juga dapat dianggap sebagai jawaban Allah SWT terhadap keraguan dan perbedaan pendapat yang timbul di kalangan umat Islam. 

Dilansir dari laman NU Online, menurut para ahli tafsir, perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram didasari oleh beberapa faktor, berikut di antaranya:

  • Ada ejekan dari kaum Yahudi yang menuduh bahwa Nabi Muhammad SAW dan umat Islam sedang mengikuti kiblat mereka.

BACA JUGA:Mengenal Bani Tamim, Umat Rasulullah SAW yang Paling Teguh Melawan Dajjal di Akhir Zaman

  • Ka'bah merupakan tempat ibadah yang dibangun oleh leluhur Nabi Muhammad, yaitu Nabi Ibrahim, yang dihormati sebagai bapak para nabi.
  • Terdapat keinginan untuk membersihkan Ka'bah dari aktivitas penyembahan berhala dan mengembalikannya sebagai pusat ibadah kepada Allah.
  • Nabi Muhammad SAW juga ingin memberikan kemuliaan lebih pada Masjidil Haram di Mekkah, yang mana sebagai kota kelahirannya. 

Perubahan arah kiblat ini juga menimbulkan pertentangan dan keraguan di kalangan umat Islam. Tidak semua orang setuju bahwa salat harus diarahkan ke Ka'bah.

BACA JUGA:Ketika Sedang Sakit, Ikhlaslah Menerima Ketentuan Allah SWT


Hingga saat ini, arah kiblat salat umat Islam menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram Kota Mekah, Arab Saudi.-Berke Arakli-pexels.com/@berkearakli

Namun, perubahan ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW, dan keraguan tersebut dijawab melalui surat Al-Baqarah ayat 143: 

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hambanya." 

Dengan demikian, perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsa ke Ka'bah telah menjadi ketetapan dalam ajaran Islam sejak sekitar tahun 622-623 Masehi.

Meskipun mengalami verifikasi dari waktu ke waktu untuk memastikan keakuratan arahnya, Ka'bah tetap menjadi kiblat yang dihadapkan oleh umat Islam dalam setiap salat mereka.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber