Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia

Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia

Upaya ini dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran virus DBD melalui populasi nyamuk Aedes aegypti.--Kemkes.go.id

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan program inovatif untuk memerangi demam berdarah (DBD) dengan memanfaatkan teknologi Wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur 24 Oktober 2023.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memimpin upaya ini dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran virus DBD melalui populasi nyamuk Aedes aegypti.

Teknologi Wolbachia ini melibatkan penggunaan bakteri Wolbachia, yang secara alami ada pada serangga, terutama nyamuk. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menonaktifkan virus dengue dalam nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk tersebut tidak akan dapat menularkan virus tersebut ke manusia.

Langkah pertama dalam program ini adalah memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk yang menetas sudah mengandung bakteri ini dan tidak dapat menularkan virus dengue.

BACA JUGA:Rumah Sakit Clemenceau Medical Center Dubai, Melawan Kanker Payudara dengan Pendekatan Multidisiplin

Selanjutnya, ember berisi telur nyamuk dengan Wolbachia akan disebarkan kepada warga setempat di Kota Kupang.

Implementasi Wolbachia akan dimulai di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, karena tingkat penyakit DBD di wilayah ini paling tinggi, dan populasi penduduknya cukup padat.

Proses pemeliharaan telur nyamuk oleh warga akan berlangsung selama dua minggu hingga telur-telur tersebut menetas. Selama periode ini, warga juga akan diberikan pakan untuk nyamuk tersebut.

Telur nyamuk Wolbachia didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, yang mengelola program studi Entomologi di Fakultas Biologi. Diperkirakan untuk Kecamatan Oebobo, Kupang, dibutuhkan sekitar 700 ribu telur nyamuk per minggu, sementara untuk seluruh Kota Kupang, diperlukan sekitar 2,6 juta telur nyamuk Wolbachia setiap minggu.

BACA JUGA:Waspada Terhadap Penyakit Langka Cacar Monyet yang Menjadi Darurat Kesehatan Global


Upaya ini dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran virus DBD melalui populasi nyamuk Aedes aegypti.--Kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan berharap bahwa dalam satu tahun, jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti yang membawa Wolbachia dapat mencapai 80% dari jumlah total populasi nyamuk tersebut.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, teknologi Wolbachia ini adalah hasil penelitian dari UGM dan telah berhasil diimplementasikan di negara-negara seperti Brasil, Vietnam, dan Australia. "Kami melihat potensi besar dalam teknologi ini, itulah mengapa kami memulai proyek percontohan di empat kabupaten/kota, dan Kupang adalah salah satunya," ujarnya.

Penting untuk dicatat bahwa tujuan program ini bukan untuk mengurangi jumlah nyamuk, melainkan untuk meningkatkan jumlah nyamuk yang membawa bakteri Wolbachia. Dengan demikian, diharapkan penularan DBD yang meresahkan dapat berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumber: biro komunikasi dan pelayanan publik kementerian kesehatan ri.