Tantangan dan Langkah Cerdik Menghadapi Varian JN.1 COVID-19 di Indonesia

Tantangan dan Langkah Cerdik Menghadapi Varian JN.1 COVID-19 di Indonesia

Tantangan dan langkah cerdik menghadapi varian JN.1 COVID-19 di Indonesia.--freepik.com/@pikisuperstar

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi varian baru COVID-19 bernama JN.1 sebagai varian yang "menyebar pesat" di seluruh dunia.

Meskipun Indonesia turut terkena dampak, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa risiko varian ini masih tergolong rendah. Pada 29 Desember 2023, tercatat 112 kasus terkonfirmasi COVID-19 varian JN.1 di Indonesia.

Varian JN.1, berasal dari keluarga Omicron, telah menjadi varian yang mendominasi panggung global. WHO mencatat peningkatan yang signifikan di beberapa negara, termasuk India, China, Inggris, dan Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, subvarian JN.1 bahkan mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi, mencapai 15-29%, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

BACA JUGA:Ini 3 Kebiasaan Yang Menyebabkan Kesalahan Postur Tubuh: Salah Satunya Suka Tidur Tengkurap

Di Indonesia, dua kematian yang terkait dengan varian JN.1 dilaporkan di Batam, Kepulauan Riau, pada Desember 2023.

Meskipun salah satu pasien positif terinfeksi subvarian JN.1, kematian tersebut ternyata disebabkan oleh penyakit komorbid, seperti penyakit jantung.

WHO memberikan peringatan mengenai lonjakan kasus Sars-Cov-2 menjelang musim dingin, terutama di negara-negara Eropa.

Meskipun risiko JN.1 masih dianggap rendah, kehati-hatian tetap menjadi kunci. WHO menyarankan langkah-langkah pencegahan, termasuk penggunaan masker di tempat-tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, dan memastikan bahwa vaksin COVID-19 tetap terkini.

BACA JUGA:Apakah Makanan Tahu Saring Baik Untuk Kesehatan Anda? Simak Penjelasannya


Meskipun risiko varian JN.1 COVID-19 masih dianggap rendah, kehati-hatian tetap menjadi kunci.--freepik.com/@storyset

Dengan 112 kasus JN.1 pada 29 Desember 2023, beberapa wilayah di Indonesia melaporkan peningkatan kasus.

Jakarta menjadi pusat penyebaran utama, sementara Pekanbaru, Batam, Tarakan, dan Bandung juga mengalami dampak.

Total kasus aktif mencapai 2.606, dengan peningkatan perawatan COVID-19 di rumah sakit yang signifikan, sebagaimana dilaporkan oleh WHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber