Mengenal Angin Monsun Yang Menyebabkan Hujan Mulai Turun Di Beberapa Wilayah Sumsel

Mengenal Angin Monsun Yang Menyebabkan Hujan Mulai Turun Di Beberapa Wilayah Sumsel

Mengenal Angin Monsun Yang Menyebabkan Hujan Mulai Turun Di Beberapa Wilayah Sumsel--isntagram.com/@infobmkg

BACA JUGA:Kasihan Banget! Sepeda Motor Baru Sebulan Dipakai, Eh Hilang Dicuri di Parkiran Tempat Kerja

Dampak positif dari angin Munson barat dan Munson Timur antaral lain.

Angin Munson Barat. Memberikan dampak kepada tumbuh-tumbuhan dimana tumbuhan akan lebih hijau dan subur, karena hujan cukup petani tidak perlu mengairi sawahnya, selain itu angin Munson Barat juga mengurangi dalam risiko kebarakan hutan.

Arah angin yang stabil menyebabkan berkurangnya polusi udara.

Angin Munson Timur. Bagi para petani, angin Munson Timur ini dapa memberikan ketenanganbagi petani yang melakukan panen.

BACA JUGA:Presiden Capcom Haruhiro Tjsujimoto Bilang Harga Game Sekarang Terlalu Murah!

Selain itu, ombak yang dibawa angin juga memberikan ketengan bagi nelayan untuk melaut. Panas yang bagus pada musim angin Munson Timur membuat pakaian yang dijemur cepat kering.

Sementara untuk dampak negatif dari angin Munson Barat dan Timur dapat dijelaskan sebagai berikut.

Angin Munson Barat. Menimbulkan penyakit Demam Berdarah. Karena curah hujan dan panas yang ditimbulkan, menyebabkan banyak genangan air.

Risiko tanah longsor, petani gagal panen, menggangu nelayan ke laut. Angin Munson Timur menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan air bersih, banyak tanaman mati dan risiko kebakaran hutan.

BACA JUGA:Pendaftar Calon PPPK di Kabupaten Banyuasin Lebih dari 2 Ribu Orang Hingga Jelang Penutupan

Inilah yang terjadi di Sumsel dimana periode April-Oktober ini kita mengalami angin Muson Timur yang menyebabkan kekeringan dan risiko kebakaran hutan. Belum lagi pemanasan global yang memicu kekeringan pad alevel mengkhawatirkan.

Sementara itu, kekeringan dan kebakaran lahan hampir terjadi di seluruh wilayah Sumatera Selatan. Seperti Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Lubuklinggau, Muratara, Prabumulih, Muaraenim, dan lainnya.

Di kota Palembang sendiri kondisi udara akibat kebakaran lahan ini sangat tidak sehat. 

Pernah mencapai ISPU 300 mikrogram per meter perkubik. Akibatnya kasus ISPA di kota Palembang sendiri masih sangat tinggi, yakni mencapai 500 kasus harian yang terdata di Dinas Kesehatan kota Palembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber