Lantai pertama Gedung A menampilkan dua ruangan, yakni ruang perkembangan awal pelayaran nusantara dan ruang temporer dengan tema berbeda setiap bulan. Lantai dua Gedung A berisi perpustakaan, ruang diorama bangsa Sunda Kelapa, dan ruang diorama penjelajah asing di Batavia.
Berjalan melewati ruang lapang terbuka, Gedung B menyuguhkan auditorium, toko suvenir dengan berbagai miniatur kapal, kafe, dan ruang rapat.
Sementara itu, Gedung C menampilkan satu ruangan besar dengan perahu-perahu asli dari berbagai nusantara di lantai satu, dan di lantai dua, terdapat koleksi biota laut yang diawetkan dengan apik di etalase kaca.
Museum Bahari yang kental dengan nuansa bangunan putih ini menjadi rumah bagi berbagai jenis koleksi benda-benda bersejarah kelautan.
BACA JUGA:Apa Saja Motor Keluaran Yamaha Dengan Kapasitas Mesin 250 CC? Inilah 3 Rekomendasinya!
Dari meriam VOC, replika perahu nusantara, perahu modern, phinisi, alat navigasi pelayaran, jangkar, teropong, perahu-perahu asli, hingga dokumentasi dan lukisan, semuanya dapat ditemukan di museum ini.
Area Museum Bahari juga menyajikan Menara Syahbandar, yang pada masa lalu berfungsi sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas kapal di Pelabuhan Batavia.
Untuk menikmati keindahan sejarah yang terpampang di Museum Bahari, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp5.000 untuk umum, Rp3.000 untuk mahasiswa, dan Rp2.000 untuk pelajar.
Jam operasional museum ini berlangsung dari hari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 16.30 WIB.
Melalui setiap sudut dan jejak yang tertinggal di Museum Bahari, kita dapat merasakan kekayaan sejarah kelautan Indonesia yang memukau. Sebuah perjalanan tak terlupakan bagi setiap pengunjung, membawa pulang pengalaman mendalam seputar gemerlap masa lalu di jalur maritim Nusantara.*