'Mother Earth' : BudayaTunggu Tubang Melampaui Moderenisasi
Poster film dokumenter Mother Earth: Tunggu Tubang Tak Akan Tumbang.-Mardiansyah-PALTV
MUARA ENIM, PALTV.CO.ID — Film dokumenter "Mother Earth : Tunggu Tubang Tak Akan Tumbang, Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" karya Ghompok Kolektif kembali diputar untuk ketiga kalinya di Halaman Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu, MUARA ENIM pada Senin malam, 3 November 2025.
Pemutaran ini menjadi bagian dari perjalanan film yang terus bergulir lintas ruang dan penonton sejak pertama kali diputar pada 15 September 2025.
Kali ini, Bupati Muara Enim Edison, turut hadir menyaksikan pemutaran bersama Ketua TP PKK Heni Pertiwi Edison, para kepala OPD, dan pelaku seni daerah.
Bupati Muara Enim menyampaikan apresiasi terhadap film yang dinilainya berhasil menghidupkan kembali budaya Tunggu Tubang, tradisi matrilineal masyarakat Semende Raya yang menjadi cermin kearifan lokal yang masih relevan di era modern.
BACA JUGA:Dituding Pecahkan Kaca, Penjual Kaligrafi Keliling Diduga Dikeroyok Hingga Babak Belur
BACA JUGA:Ekonomi Sumsel Triwulan III 2025 Tumbuh 5,20 Persen, Lampaui Nasional

Sutradara Mother Earth, Tohir di dampingi Sanggar Gending, Fikri menyerahkan cinderamata kepada Bupati Muara Enim, H Edison dan Istri. -Mardiansyah-PALTV
"Film Tunggu Tubang ini menjadi film dokumenter yang mengangkat budaya lokal. Sebetulnya ada sistem adat yang sama, yaitu di Sumatera Barat, tapi Tunggu Tubang mempertahankan sistem adatnya hingga saat ini," kata Edison di lokasi pemutaran film.
Edison juga mengatakan, budaya ini tidak akan pernah lepas, sebab Tunggu Tubang memegang adat yang cukup erat, sehingga bisa bertahan sejauh ini.
"Berkat film ini, kami kembali menumbuhkan pengetahuan-pengetahuan lokal di sini untuk masyarakat. Kami juga membuka peluang untuk seniman-seniman di Muara Enim terus berkarya," kata dia.
Melalui Mother Earth, Ghompok Kolektif berupaya merekam relasi antara perempuan, kedaulatan pangan, tanah, dan ingatan. Dalam budaya Tunggu Tubang, perempuan bukan hanya penerima warisan, tetapi penjaga keseimbangan hidup, antara manusia dan alam. Film ini menjadi ruang untuk menafsir ulang nilai-nilai tersebut di tengah perubahan sosial dan lingkungan yang cepat.

Masyarakat sedang menyaksikan film dokumenter Mother Earth di pelataran gedung Kesenian Dayang Rindu.-Mardiansyah-PALTV
Pemutaran ketiga ini juga menandai semakin kuatnya dukungan terhadap gerakan film dan seni lokal di Muara Enim. Dalam sambutannya, Bupati Edison menegaskan komitmen untuk menjadikan Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu sebagai rumah bagi para pelaku seni, serta menghidupkan rencana pembangunan Taman Mini Kebudayaan Muara Enim sebagai pusat ekspresi budaya.
Sementara, Sutradara Film Mother Earth, Muhammad Tohir mengatakan, bagi Ghompok Kolektif, pemutaran ketiga ini bukan sekadar pemutaran ulang, tapi momentum untuk melihat bagaimana film ini hidup di tengah masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: paltv.co.id


