Lagi! Stadion Gelora Sriwijaya Gagal Gelar Pertandingan Sepak Bola Internasional, Kali ini Akibat Kabut Asap

Lagi! Stadion Gelora Sriwijaya Gagal Gelar Pertandingan Sepak Bola Internasional, Kali ini Akibat Kabut Asap

Lagi! Stadion Gelora Sriwijaya Gagal Gelar Pertandingan Sepak Bola Internasional, Kali ini Akibat Kabut Asap--: instagram.com / @ashabulyamin18

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Stadion Gelora Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, sebelumnya telah dipilih oleh FIFA sebagai lokasi pertandingan penting antara tim nasional Indonesia dan Brunei Darussalam dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Namun, pertemuan kedua dalam kualifikasi ini kini terancam oleh kondisi udara yang semakin buruk akibat kabut asap yang menggantung di Palembang, Sumatera Selatan.

Keputusan untuk menggelar pertandingan di Palembang diambil oleh Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dengan tujuan agar penampilan skuad Garuda bisa dinikmati oleh penggemar dari seluruh penjuru negeri.

PSSI berencana untuk memulai kampanye kualifikasi Piala Dunia, di Sumatera dan kemudian melanjutkannya ke pulau-pulau lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.

BACA JUGA:Dampak Kabut Asap Karhutla, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba Ubah Jam Masuk Sekolah

Namun, situasi saat ini di Palembang, tempat pertandingan antara Indonesia dan Brunei Darussalam dijadwalkan berlangsung, terganggu oleh kabut asap yang tebal.

Kualitas udara semakin memburuk dari hari ke hari, memunculkan kekhawatiran apakah pertandingan akan tetap berlangsung seperti yang direncanakan di Palembang.

Tim nasional Indonesia dijadwalkan akan berkumpul pada tanggal 9 Oktober, dengan kamp pelatihan mereka dipimpin oleh pelatih kepala Shin Tae-yong.

Pada tanggal 10 Oktober, mereka dijadwalkan akan menghadapi tim Brunei di kandang, diikuti oleh pertandingan tandang ke Brunei pada tanggal 17 Oktober.

BACA JUGA:Dampak Fenomena El Nino, Petani Padi di Banyuasin Percepat Penanaman

Indeks Kualitas Udara (IKU) di Palembang telah mencapai level yang mengkhawatirkan, dengan konsentrasi PM2.5 mencapai 311.

Informasi ini berdasarkan pengukuran kualitas udara dari situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan masuk dalam kategori "sangat berbahaya." Tingkat polusi udara seperti ini membawa risiko kesehatan yang serius, terutama bagi kelompok rentan.

Konsentrasi PM2.5 di Palembang, seperti yang diukur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dilaporkan 31,3 kali lebih tinggi dari panduan tahunan kualitas udara yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Disparitas yang mencolok ini menegaskan ancaman segera yang ditimbulkan oleh kualitas udara yang berbahaya terhadap kesehatan masyarakat, terutama kesehatan pernapasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber