Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan

Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya  Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan

Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan --instagram.com/@kingbatiktulis

Pada perkembangannya, batik Ciprat juga diberi nama yang mengacu pada nama-nama daerah di Semarang, seperti Kota Lama, Sigar Bencah, Lawang Sewu, Pecinan, dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Ulang Tahun! PT Bank Mandiri (Persero) Promo Serba 25 Berlaku 1 Hari, Para Nasabah Bahagia Dimanja-manja

Sampai sekarang, pembuatan batik Ciprat masih mengandalkan tangan terampil siswa-siswi SLBN Semarang. Batik ini diberi merk sederhana, yaitu "ESELBENS Poenya," yang berarti "SLBN Semarang punya."

Keunikan batik Ciprat tidak hanya terbatas pada Semarang, tetapi telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jakarta, Papua, Aceh, dan daerah lainnya. Bahkan, rombongan turis dari Eropa dan Asia yang berkunjung seringkali

Batik terkenal dengan warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Seiring berjalannya waktu, banyak perajin batik yang terus berinovasi dan menciptakan berbagai jenis batik yang unik.

Inilah yang jadi salah satu dari inovasi ini adalah batik Ciprat, yang memiliki ciri khas unik karena dibuat oleh penyandang disabilitas.

BACA JUGA:Diduga Pasutri Terekam Kamera Pengawas Maling Sepeda Motor di Parkiran Rumah Makan Padang

Kini, produksi batik Ciprat tidak hanya terbatas pada Semarang, tetapi juga telah berkembang ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jogjakarta, Lampung, Sumatera Selatan, dan daerah- daerah lainnya.

Hal ini menghasilkan berbagai motif batik yang menarik dan sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Batik Ciprat adalah bukti nyata bahwa kreativitas tidak mengenal batasan, dan setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki potensi untuk menciptakan karya seni yang luar biasa.


Mengenal Motif Batik Ciprat, Karya Indah Penyandang Disabilitas SLBN Semarang Yang Penuh Keterbatasan --instagram.com/@kingbatiktulis

Semua orang memiliki kesempatan untuk berkarya dan berkontribusi dalam menciptakan keindahan yang tak terbatas.

Melalui batik Ciprat, penyandang disabilitas telah menunjukkan kepada dunia bahwa kemampuan mereka tidak terbatas oleh keterbatasan fisik atau mental, tetapi oleh kreativitas, tekad, dan semangat untuk menciptakan yang indah.

BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024, Bawaslu OKU Selatan Ajukan Dana Hibah Rp14 Miliar

Sejarah batik di Indonesia telah berlangsung sejak zaman nenek moyang dan telah diwariskan turun-temurun hingga saat ini. Ada lebih dari tiga ribu pola batik klasik atau tradisional yang berbeda-beda di seluruh Indonesia, masing-masing mencerminkan karakteristik dan potensi daerahnya sendiri.

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batiknya sendiri, seperti batik Pekalongan yang dipengaruhi oleh gaya Cina dan Arab, batik Solo yang memiliki nuansa pedalaman dengan warna-warna alam, dan batik Cirebon dengan variasi warna yang berbeda.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber