Mengulik Cerita Tongkat Sakti Suku Batak Toba, Tongkat Tunggal Panaluan

Mengulik Cerita Tongkat Sakti Suku Batak Toba, Tongkat Tunggal Panaluan

Tongkat Tunggal Panaluan Bangsa Toba.--twitter.com-@zedecksiew

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Suku Batak Toba memiliki segudang cerita rakyatnya yang khas. Suku ini banyak dijumpai di berbagai daerah yang ada di Sumatera Utara. Ada salah satu cerita menarik bernama tongkat Tunggal Panaluan yang dimiliki suku Toba ini.

Diketahui, tongkat ini dikatakan tongkat sakti yang terkenal di masyarakat Toba. Tongkat ini memiliki panjang sekitar 150 sampai 200 centimeter. Tongkat Tunggal Panaluan memiliki arti yang berasal dari kata ‘tunggal’ yang artinya satu dan ‘panaluan’ yang berarti selalu mengalahkan.

Berdasar cerita masyarakat setempat, tongkat Tunggal Panaluan ini hanya dimiliki oleh para dukun atau yang biasa disebut Datu. Tongkat ini dipercaya menjadi tempat bersemayamnya roh para leluhur yang mampu memanggil hujan, menyembuhkan orang, mengusir wabah penyakit, dan mendatangkan berkah. Tongkat ini tidak dibuat dengan sembarangan. Ia terbuat dari kayu ‘tada-tada’ dan harus melakukan ritual sesajen ‘pangurason’ serta berpuasa ketika dalam proses pembuatannya.

Dari cerita rakyat, tongkat Tunggal Panaluan ini memiliki dua versi asal mula yang dipercaya. Untuk kisah tongkat Tunggal Panaluan ini tidak lepas dari berbagai legenda masa lalu yang ada di masyarakat setempat. Konon, kisahnya pada masa lalu ada Raja yang memiliki dua anak kembar, laki-laki dan perempuan. Diceritakan kedua anak tersebut awalnya pamit pergi bermain ke hutan. Entah apa yang terbersit dalam diri mereka, keduanya malah melakukan hubungan terlarang (badan) ketika bermain di hutan.

BACA JUGA:Peserta PALTV Junior Palembang 3x3 Basketball Championship Siap Berlaga dengan Sportif

BACA JUGA:Video: Sosialisasi Kompetisi Vlog Anti Korupsi Sejak Dini

Untuk informasi, masyarakat Batak Toba sangat kental dengan adatnya yang melarang untuk berhubungan sedarah bahkan hubungan semarga (walau tak sedarah). Mereka tidak diperbolehkan menikah dengan satu marganya.

Lanjut, dikarenakan kedua anak tersebut tak kunjung kembali hingga sore hari, Raja pun khawatir dan bergegas memanggil Datu untuk meminta bantuan mencari anaknya di hutan. Ketika sampai di hutan, mereka melihat kedua anak tersebut sudah terperangkap di dalam pohon. Lalu Datu berusaha untuk mengeluarkannya, namun tidak bisa. Malahan Datu tersebut ikut tersedot ke dalam pohon itu.

Tak berhenti di situ, sang Raja pun memanggil Datu lainnya untuk membantu mengeluarkan anaknya dari pohon itu. Namun tetap saja gagal, Datu tersebut juga ikut tersedot. Hingga pada akhirnya Raja memanggil dukun paling sakti, namun tetap saja dukun itu juga tersedot. Akhirnya, pohon tersebut ditebang dan diukir berdasar orang-orang yang terperangkap di dalam pohon tersebut. Maka dari itu, tongkat Tunggal Panaluan ini memiliki ukiran wajah orang-orang yang terperangkap di pohon itu.

Konon katanya, hal ini terjadi karena alam murka akibat adanya pelanggaran terhadap aturan yang ditetapkan di sana, bahwa tidak boleh berhubungan sedarah dan semarga.

BACA JUGA:Nekat Jalan Kaki Tak Punya Ongkos Pulang ke Yogyakarta, Fajar Akhirnya Dibantu Polsek Lais

BACA JUGA:Video: Pj Bupati OKU Dukung Budi Daya Ikan Gabus untuk Mewujudkan Kampung Perikanan

Lalu, ada versi lain dari kisah cerita tongkat Tunggal Panaluan ini, yang secara turun temurun digaungkan di masayarakat setempat. Ceritanya masih sama tentang hubungan sedarah, namun bedanya cerita kedua bukan dari anak Raja.

Diceritakan, sepasang suami istri yang bernama Guru Hatia Bulan dan Nan Sindak Panaluan yang sudah lama belum dikaruniai anak. Keduanya terus berdoa dan memohon agar diberikan anak. Hingga setelah delapan tahun menunggu, sang istri pun mengandung. Namun selama istrinya mengandung, sang suami Guru Hatia selalu mengalami mimpi buruk. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Nan Sindak pun melahirkan dua anak kembar, laki-laki dan perempuan. Kemudian anak laki-lakit diberi nama Aji Donda Hatahutan Situan Parbaring, sementara anak perempuan diberi nama Tapi Nauasan Siboru Panaluan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber