Dampak Ekonomi Kebakaran di Gunung Bromo: Krisis di Balik Destinasi Wisata

Dampak Ekonomi Kebakaran di Gunung Bromo: Krisis di Balik Destinasi Wisata

Krisis di Balik Destinasi Wisata--Gambar : freepik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, kini sedang menghadapi ancaman serius akibat kebakaran hutan dan lahan yang belum bisa dipadamkan sepenuhnya.

Dampak kebakaran Gunung Bromo telah merambah sektor ekonomi, terutama pariwisata, yang telah lama menjadi penopang pendapatan daerah.

Menurut data dari tahun 2022, Gunung Bromo telah menerima kunjungan dari 318.919 wisatawan, yang terdiri dari 310.418 wisatawan nusantara dan 8.501 wisatawan asing.

Kegiatan pariwisata ini telah berkontribusi terhadap Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp11,65 miliar, meningkat signifikan dari Rp4,85 miliar pada tahun sebelumnya, pasca kejadian kebakaran area wisata Gunung Bromo ini tentunya akan menurun.

BACA JUGA:Beli Barang Elektronik Murah di Medsos, Pemuda Warga Seberang Ulu II Malah Tertipu dan Uang Jutaan Rupiah Raib

Namun, dampak ekonomi dari kebakaran titi lahan Gunung Bromoini tentu akan sudah mulai terasa pada sektor pariwisata.

Penutupan akses ke taman nasional Gunung Bromo ini tidak hanya merugikan para wisatawan yang telah merencanakan perjalanan mereka, tetapi juga menyebabkan kehilangan pendapatan yang signifikan bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal seperti penyedia penginapan, restoran, dan penyedia jasa tur.

Menurut laporan keuangan, kebakaran ini juga berpotensi menurunkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pariwisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak kebakaran di Gunung Bromo saat menghadiri workshop kreatif di Gedung Kebudayaan Karanganyar pada Kamis 14 september 2023.

BACA JUGA:30 UMKM Siapkan Kuliner Terbaik Sambut Acara Jalan Sehat Gebyar UMKM Sumsel 2023

Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan, kejadian kebakaran di kawasan Gunung Bromo harus menjadi evaluasi secara keseluruhan supaya pariwisata berbasis alam dapat mengacu aspek cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE).

Dia menuturkan, kebakaran di Gunung Bromo berdampak terhadap sektor pariwisata seperti okupansi hotel, yang mengalami penurunan sekitar 80 persen akibat kejadian tersebut.

"Apa yang terjadi di Bromo sangat kami prihatinkan, sangat kami sayangkan karena dampaknya sangat-sangat negatif. Hotel di sekitar kawasan Bromo okupansinya di bawah 50 persen, biasanya di atas 50 persen," ujar Sandiaga Uno.

Dampak ini juga berdampak pada bisnis lain yang bergantung pada kunjungan wisatawan, seperti restoran dan penyedia jasa tur. Kehilangan pendapatan ini menjadi perhatian utama, dan langkah-langkah cepat diperlukan untuk mengatasi situasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber