Eceng Gondok Cemari Kanal Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Cagar Budaya Palembang

Eceng Gondok Cemari Kanal Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Cagar Budaya Palembang

kanal di TPKS mulai dipenuhi oleh eceng gondok yang terbawa dari Sungai Musi. --Foto : Taslim - PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID – Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) yang merupakan salah satu cagar budaya di PALEMBANG kini menghadapi permasalahan lingkungan.

Kanal yang mengelilingi situs bersejarah tersebut tercemar oleh tanaman liar eceng gondok yang berasal dari aliran Sungai Musi. Kondisi ini dikhawatirkan dapat merusak estetika dan ekosistem di kawasan tersebut.

Sejak runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, berbagai peninggalan bersejarah telah ditemukan oleh para arkeolog. Peninggalan tersebut meliputi Prasasti Kedukan Bukit, sisa bangunan bata, fragmen gerabah keramik, manik-manik, patung dewa, serta sisa perahu masa lampau.


Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS)--Foto : Taslim - PALTV

Semua artefak ini kini tersimpan dan dipamerkan di Museum TPKS yang didirikan pada 22 Desember 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Museum ini berlokasi di Syakyakirti, Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Kota Palembang.

BACA JUGA:Kemenag Sumsel Perpanjang Pelunasan Biaya Haji 2025, Tahap Kedua Dimulai 24 Maret

BACA JUGA:Zakat Makin Mudah! Super Apps BRImo Hadirkan Solusi Praktis Ramadan

Di dalam kompleks TPKS terdapat beberapa bangunan penting, termasuk gedung museum, gedung serbaguna, gedung prasasti, serta gazebo yang menjadi daya tarik wisatawan. Salah satu ikon utama TPKS adalah kanal atau danau buatan yang terhubung langsung dengan Sungai Musi. Kanal ini bukan hanya menjadi bagian dari lanskap sejarah, tetapi juga memiliki nilai ekologis yang penting.


Eceng Gondok Cemari Kanal Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Cagar Budaya Palembang--Foto : Taslim - PALTV

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kanal di TPKS mulai dipenuhi oleh eceng gondok yang terbawa dari Sungai Musi. Awalnya, jumlah eceng gondok yang masuk ke kanal masih sedikit, tetapi lama-kelamaan tanaman ini berkembang pesat dan menutupi seluruh permukaan air.

Akibatnya, lingkungan kanal menjadi kotor, dengan banyaknya eceng gondok yang mati dan membusuk, sehingga mengganggu estetika dan keseimbangan ekosistem.

Ketua UPTD Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Nur Yasin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya membersihkan eceng gondok secara manual melalui kegiatan gotong royong. Pembersihan ini dilakukan oleh pengelola taman, perwakilan pihak berwenang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta Pegawai Harian Lepas (PHL). Namun, dengan jumlah eceng gondok yang semakin banyak, metode manual tidak lagi efektif.

BACA JUGA:BRI Jadi Merek No.1 di Indonesia, Naik Drastis ke Peringkat 323 Dunia!

BACA JUGA:Aksi Berbagi! DPD NasDem Borong Es Sum-Sum dan Bagikan 500 Takjil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv.co.id