Ringkasan Bab 1 Buku Riches and Poverty: Pemikiran yang Timbul dari Kontroversi Besar

Ringkasan Bab 1 Buku Riches and Poverty: Pemikiran yang Timbul dari Kontroversi Besar

Ringkasan Bab 1 Buku Riches and Poverty--L. G. Chiozza Money

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar pemikiran manusia telah ditujukan untuk mempertimbangkan satu bagian dari kebijakan fiskal kita, yaitu bagian yang berkaitan dengan bea cukai. 

Di ruang publik maupun di ruang pribadi, di ratusan platform dan ribuan rumah tangga, masalah kuno ini telah diperdebatkan antara mereka yang berpendapat bahwa bea cukai harus dikenakan hanya untuk tujuan pendapatan dan mereka yang berpendapat bahwa bea cukai dapat digunakan sebagai alat untuk mengarahkan dengan bijaksana perkembangan pertanian, industri, dan perdagangan suatu bangsa. 

Dalam argumen yang telah dikemukakan oleh kedua belah pihak dalam kontroversi ini, sebagian besar didasarkan pada bukti kemakmuran atau kemiskinan Kerajaan Inggris, seolah-olah kebijakan bea cukai adalah satu-satunya faktor yang menentukan kekayaan dan kemajuan suatu bangsa. 

Tanpa menyadari bahwa kebijakan bea cukai yang bijaksana pada dasarnya hanya dapat memungkinkan suatu bangsa memanfaatkan sebaik-baiknya keuntungan alaminya, pihak yang berselisih pendapat secara ekstrim terlibat dalam mengumpulkan bukti-bukti yang tidak dapat disangkal tentang kekayaan Inggris dan juga menghasilkan bukti-bukti yang tidak dapat disangkal tentang kemiskinan Inggris.

BACA JUGA:Pahami 10 Strategi Ini, Raih Cuan dari Trading Emas!

BACA JUGA:Tak Sudi Beri Uang, Seorang Pelajar SMK di Palembang Kena ‘Tujah’ di Pelipis Mata

Para pedagang bebas (Free Trader) telah merayakan impor dan ekspor, statistik pengiriman, perbankan, dan pendapatan, sementara para proteksionis mengingatkan kita akan adanya jutaan orang yang berada di ambang kelaparan, ratusan ribu orang miskin, dan puluhan bahkan ratusan ribu orang yang menganggur.

Para pedagang bebas (Free Trader) telah membuktikan bahwa secara keseluruhan, kita adalah bangsa yang kaya dan sejahtera.

Para proteksionis tidak dapat mengabaikan bukti-bukti perdagangan dan pengiriman yang megah serta pendapatan nasional yang meningkat yang tercatat oleh Komisi Pendapatan Dalam Negeri.

Para pedagang bebas (Free Trader) harus enggan mengakui adanya gangguan sosial dan massa kemiskinan yang sangat mengerikan di negara kaya kita.

BACA JUGA:Kenapa Penting Mengajarkan Anak untuk Mencintai Buah dan Sayur Sejak Usia Dini

BACA JUGA:Apa Itu Kunci Gitar Augmented dan Diminis? Begini Penjelasannya

Jika satu pihak hampir secara eksklusif mempertimbangkan tanda-tanda kekayaan dan pihak lain hampir secara eksklusif mempertimbangkan bukti-bukti kemiskinan, apa lagi yang bisa diharapkan ketika masalah yang sangat rumit menjadi bahan perdebatan para pihak?

Bahkan politisi yang jujur pun menjadi takut untuk membuat pernyataan yang dapat dianggap sebagai "pengakuan" ketika perasaan partai berada di puncaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber