Lumbung Kopi Nasional Tapi Minim Pabrik Kopi! Sumsel Jual Biji Kopi Ketimbang Kopi Bubuk

Lumbung Kopi Nasional Tapi Minim Pabrik Kopi! Sumsel Jual Biji Kopi Ketimbang Kopi Bubuk

Biji kopi.--instagram.com/@biji_kopi_borneo

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Menakjubkan! Tahun 2022 lalu Sumatera Selatan menjadi provinsi lumbung kopi nasional, yang menghasilkan kopi terbesar di Indonesia yakni mencapai 212,4 ribu ton atau sebnayak 26,72 persen dari keseluruhan produksi kopi di Indonesia. Jenis kopi robusta dan saat ini sudah dikembangkan jenis arabika. 

Lalu mengapa pabrik pengolahan kopi di Sumsel sedikit? Apakah kopi lebih menguntungkan dijual dalam bentuk bijian atau sudah justeru kopi bubuk lebih menguntungkan? Berikut penjelasannya. 

Biji kopi yang baru disangrai (roasting) memunculkan kandungan minyak dan gas. Nah gas inilah yang menimbulkan aroma kuat kopi. Di sinilah para penikmat kopi merasakan sensasi ‘ngopi’ sesungguhnya.

Meskipun hal ini tentu saja harus dilanjutkan dengan proses seduh yang agak panjang. Berbeda dengan kopi bubuk yang lebih sederhana dan tinggal seduh.

BACA JUGA:Warga Prabumulih Resah dan Gelisah, Meteran PDAM Jadi Incaran Maling

BACA JUGA:Tidak Enak Badan atau Masuk Angin? Coba Lakukan Cara Ini Untuk Mengatasinya

Dibandingkan dengan kopi bubuk, tentu saja kopi bijian memiliki daya tahan yang jauh lebih lama. Hal ini karena, bentuk bubuk cenderung menyerap udara. Terlebih, cara yang dipakai untuk menyimpan biji kopi menggunakan  wadah yang memiliki one way valve untuk mengeluarkan zat karbondioksida dari kopi.

Lalu, bagaimana dengan kopi bubuk? Ketika biji kopi masuk ke proses penggilingan, biji kopi akan hancur dan akan terjadi kontak dengan udara. Karena gas kopi yang seharusnya mengendap di biji menguap sehingga aroma kopi tidak begitu kuat lagi. 

Karena itulah, penggemar kopi biasanya membeli kopi yang diproses dari biji-bijian atau diproses dengan mesin kopi yang modern yang ada di café-café.

Di Amerika, sudah berkembang specialty coffee, yakni pengolahan kopi melalui proses pengeringan pada kopi yang diseduh atau istilahnya freeze drying coffee dehydrate. Sehingga menjadi kopi bubuk dengan teknologi pengeringan bukan penggilingan.

BACA JUGA:Hindari Gangguan Mental! Perhatikan Hubungan Sosial dan Kelola Stres dengan Bijak

BACA JUGA:Ringkasan Bab 9 Buku Psychology of Money: Kekayaan Adalah Apa yang Anda Tak Lihat

Produk mereka yang terkenal antara lain sudden coffee, Starbuck dan JOE yang memproduksi coofee melalui proses ini. Karena itupula coffee buatan Amerika ini sangat mahal, satu kemasan sudden coffee berharga $6 atau sekitar Rp90.000.

Indonesia sendiri mulai menggunakan teknologi ini. Sebut saja untuk kopi Gayo dan Mandailing, kopi Toraja, Kopi Kintamani dan Kopi flores. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber