Teror di Balik Pintu: 5 Preman Gedor Kontrakan dan Pasang GPS di Mobil Korban

Teror di Balik Pintu: 5 Preman Gedor Kontrakan dan Pasang GPS di Mobil Korban

5 preman dilaporkan telah melakukan intimidasi, teror gedor pintu rumah kontrakan dan pasang GPS mobil korban, Kamis (29/5/2025).--Dokumentasi Eni

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Suara keras menggema di depan sebuah rumah kontrakan di Jalan Ariodilah, Kelurahan Demang Lebar Daun Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang pada hari Sabtu, 24 Maret 2025.

Lima pria asing berdiri di depan pintu rumah kontrakan memaksa masuk. Wajah mereka tak bersahabat, sorot mata tajam dan nada bicara tinggi.

Di dalam rumah kontrakan saudaranya, Eni Yana dicekam rasa takut. Kelima pria tersebut mengaku ingin bertemu dengan Andri yang merupakan adik ipar Eni.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka menuntut mobil Eni, seolah hendak merampasnya secara paksa.

BACA JUGA:Walikota Palembang Ratu Dewa Dengarkan Aspirasi Warga Seberang Ulu I Lewat Podcast GERCEP RDPS

BACA JUGA:Malik Risaldi Tampil Apik Bersama Tim ASEAN All Star.

“Saya tidak mengenal mereka. Mereka bilang cari Andri, tapi tiba-tiba langsung menunjuk mobil saya dan memaksa mengambilnya. Salah satu dari mereka bahkan mencoba mendobrak pintu,” ujar Eni kepada pewarta pada hari Kamis, 29 Mei 2025.


Eni Yana menunjukkan LP kasus teror dan intimidasi yang dialaminya oleh 5 preman yang menggedor pintu rumah kontrakan adiknya dan pasang GPS di mobilnya, Kamis (29/5/2025).-Mulyadi-PALTV

Waktu seakan berjalan lambat. Eni hanya bisa mengunci diri dan mencoba menghubungi pihak keluarga, berharap ada pertolongan sebelum hal buruk terjadi.

Yang membuat situasi semakin menyeramkan, Eni menemukan sesuatu yang tak kalah mengejutkan.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, sebuah alat pelacak GPS tersembunyi di bawah jok mobil Eni.

BACA JUGA:Kenaikan Isa Almasih, Warisan Iman yang Dihayati Umat Katolik Gereja Santo Yoseph Palembang

BACA JUGA:Korban Kebakaran di Palembang Membutuhkan Bantuan Sembako dan Pakaian

“Saya baru sadar saat mau kembali ke Belitang. Saat itu perasaan saya tidak enak, lalu kami cek mobil dan menemukan alat itu. Langsung kami lepas dan bawa sebagai bukti,” tutur Eni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv