Mengenal Sushi Lebih Dekat: Fakta Menarik di Balik Hidangan Ikonik Jepang

Mengenal Sushi Lebih Dekat: Fakta Menarik di Balik Hidangan Ikonik Jepang--ig@reberu qa
PALTV.CO.ID,- Ketika mendengar kata “sushi”, sebagian besar orang mungkin langsung membayangkan potongan ikan segar di atas nasi yang dibentuk dengan rapi, sering disajikan dengan wasabi dan kecap asin.
Meskipun kini identik dengan Jepang, sushi sebenarnya tidak berasal dari negara Jepang.
Konsep awal dari makanan ini diperkirakan berasal dari wilayah Asia Tenggara, tepatnya dari sekitar daerah aliran Sungai Mekong yang melintasi berbagai negara seperti Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja.
Pada masa itu, nasi yang telah difermentasi digunakan sebagai cara untuk mengawetkan ikan. Ikan tersebut diletakkan di antara nasi dan disimpan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun agar tetap awet dan bisa dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
BACA JUGA:Pabrik Raksasa di Karawang, Tapi 98 Persen Baterei Hyundai Terbang ke Luar Negeri
BACA JUGA:5 Keuntungan Menyimpan Data di Penyimpanan Digital
Proses fermentasi menghasilkan rasa yang asam dan tajam. Jenis sushi kuno dikenal dengan nama narezushi yang jadi asal muasal sushi sekarang.
Barulah pada awal abad ke-19, seorang juru masak Jepang bernama Hanaya Yohei memperkenalkan bentuk sushi seperti yang kita kenal sekarang, yang disebut nigirizushi.
Ia menyajikan ikan segar di atas gumpalan nasi yang telah diberi cuka, menjadikannya makanan cepat saji yang praktis.
Di masa awal kemunculannya di Jepang, sushi bukanlah makanan mewah. Justru sebaliknya, hidangan ini merupakan makanan cepat saji yang dijual oleh pedagang kaki lima di berbagai sudut kota Tokyo (dulu disebut Edo).
BACA JUGA:Soroti Pelaksanaan, Ombudsman Desak Pembentukan Struktur MBG di Sumsel
BACA JUGA:BRI Dukung Gaya Hidup Sehat dan Ekonomi Rakyat Lewat Purwokerto Half Marathon 2025
Harganya pun terjangkau dan sering dinikmati oleh masyarakat biasa sebagai camilan saat berjalan-jalan atau menonton pertunjukan.
Namun, segalanya berubah setelah Gempa Besar Kanto melanda Jepang pada tahun 1923.. Akibatnya, harga tanah di ibu kota menurun drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber