Kue Dongkal: Warisan Kuliner Betawi yang Harum dan Mengenyangkan

Kue Dongkal: Warisan Kuliner Betawi yang Harum dan Mengenyangkan--ig@kuedongkal_mlg
Kelezatan kue dongkal berasal dari kombinasi rasa yang seimbang antara manis dan gurih.
Rasa manis yang legit berasal dari gula merah, sedangkan rasa gurih didapat dari parutan kelapa yang dicampur langsung dengan tepung beras. Ketika dikukus, aroma harum dari pandan dan gula merah pun menyeruak, membuat siapa pun tergoda untuk mencicipinya.
BACA JUGA:Polsek Talang Ubi Tangkap Residivis Pencuri Buah Sawit di Desa Karta Dewa
BACA JUGA:Satlantas Polrestabes Palembang Gelar Razia Gabungan Wujudkan Zero ODOL
Kue dongkal tidak menggunakan bahan pengawet atau pemanis buatan. Semua bahannya alami dan diolah dengan teknik tradisional yang sudah diwariskan turun-temurun.
Hal ini membuat dongkal menjadi pilihan kudapan yang relatif sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk anak-anak.
Yang membuat kue dongkal semakin istimewa adalah cara pembuatannya yang masih mempertahankan cara-cara kuno.
Proses memasaknya menggunakan alat bernama seupan—semacam kukusan tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Alat ini berfungsi sebagai cetakan sekaligus pengukus.
BACA JUGA:Mobil Terbakar di Halaman Sekolah, Orangtua dan Guru Panik!
Proses memasaknya dilakukan dengan menggunakan panci besar berbahan logam bernama seeng.
Di dalam seupan itulah adonan dongkal disusun berlapis: mulai dari campuran tepung dan kelapa, disusul dengan gula merah, lalu diulangi lagi hingga penuh.
Di luar Betawi, ternyata kue dongkal memiliki kembaran yang tak kalah populer. Bentuk dan rasa keduanya sangat mirip.
Bahkan, bagi sebagian orang, dongkal juga mengingatkan pada kue putu atau tiwul dari daerah Gunungkidul. Meski mirip, masing-masing punya keunikan tersendiri, terutama dari segi bahan baku dan teknik penyajian.
BACA JUGA:Ini Hal Mewah Yang Ditawarkan Maskapai Emirates
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber