Tesla Hentikan Pemesanan Model Impor di Tiongkok, Tanda Peringatan dari Perang Dagang AS-China

Tesla Hentikan Pemesanan Model Impor di Tiongkok, Tanda Peringatan dari Perang Dagang AS-China--ilustrasi pribadi
Sejumlah analis Wall Street bahkan mulai menurunkan proyeksi harga saham Tesla karena khawatir perang dagang yang berkepanjangan akan semakin memperlemah posisi perusahaan di pasar global, khususnya di Tiongkok.
Meskipun secara volume penjualan Model S dan Model X di Tiongkok tergolong kecil—hanya menyumbang kurang dari 2.000 unit selama tahun 2024—penghentian pemesanannya tetap menjadi penanda penting.
Model ini memang hanya mewakili segmen tertentu, namun keputusan tersebut menyiratkan bahwa Tesla mulai mengambil langkah defensif untuk menghindari dampak kerugian yang lebih besar.
BACA JUGA:Makin Canggih, Berikut Tren Terkini dalam Perkembangan Teknologi Digital
BACA JUGA:Warga Keluhkan Jalan Rusak di Noerdin Panji, Pengendara Motor Kerap Terjatuh
Sebaliknya, kontribusi terbesar Tesla di pasar Tiongkok berasal dari Model 3 dan Model Y yang diproduksi di pabrik Shanghai.
Sepanjang tahun lalu, dua model ini mencatatkan penjualan mencapai lebih dari 660 ribu unit, menjadikan pabrik Shanghai sebagai pilar utama operasional Tesla di kawasan Asia.
Namun, dalam enam bulan terakhir, volume produksi pabrik ini mengalami penurunan signifikan. Bahkan pada kuartal pertama 2025, angka pengiriman kendaraan tercatat menurun hingga 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hubungan dagang antara dua negara adidaya ini kembali memanas,--ilustrasi pribadi
Persaingan ketat dari produsen lokal menjadi salah satu penyebab utama melemahnya performa Tesla. BYD Co., yang kini menjadi merek mobil listrik paling laris di Tiongkok, mampu menawarkan kendaraan dengan harga lebih kompetitif dan teknologi yang tak kalah canggih.
BACA JUGA:Puskesmas di Sumsel Masih Kekurangan Tenaga Kesehatan Dokter Gigi
BACA JUGA:83 Kendaraan Ditilang Satlantas Polrestabes Palembang Karena Melanggar Aturan
Perusahaan-perusahaan lokal juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah Tiongkok dalam bentuk insentif dan prioritas dalam regulasi, sebuah keuntungan yang tidak dimiliki oleh produsen asing seperti Tesla.
Di sisi lain, pemerintah Tiongkok tampaknya tengah mengarahkan strategi industrinya menuju kemandirian teknologi.
Dengan memberikan ruang lebih luas bagi produsen dalam negeri untuk tumbuh, serta memperketat kebijakan impor, Tiongkok berupaya mengurangi ketergantungan terhadap teknologi dan produk dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber