Naughty Dog dan Krisis Identitas Pembuat Game: Dari Mahakarya Menuju Kegagalan?

Naughty Dog dan Krisis Identitas Pembuat Game: Dari Mahakarya Menuju Kegagalan?

Naughty Dog dan Krisis Identitas Pembuat Game: Dari Mahakarya Menuju Kegagalan?--

PALTV.CO.ID,- Perubahan di Dalam Naughty Dog.

Naughty Dog dulunya adalah studio yang memiliki keseimbangan dalam kreativitas dan kontrol kualitas.

Nama besar seperti Bruce Straley dan Amy Hennig berperan penting dalam menjaga keseimbangan itu, memastikan ide-ide liar tetap terkendali agar menghasilkan cerita yang kuat dan mengena. Sayangnya, ketika mereka meninggalkan studio, Naughty Dog mulai kehilangan arah.

Neil Druckmann, yang pernah menjadi bagian penting dari The Last of Us Part One, kini memiliki kendali penuh atas proyek-proyek studio. Tanpa orang-orang yang bisa menantangnya dan menyaring idenya, ia cenderung memaksakan visi pribadinya, yang sayangnya tidak selalu selaras dengan harapan pemain.

BACA JUGA:Harley-Davidson Indonesia Akan Luncurkan 4 Model Baru di 2025

BACA JUGA:BRI Hadirkan BRILiaN Fest Ramadhan! Promo Menarik & Sembako Murah Menanti

Setiap gamer pasti pernah merasakan momen magis dalam bermain game—momen di mana dunia dalam game terasa begitu nyata dan emosional.

Game seperti Halo, World of Warcraft, Red Dead Redemption, dan Metal Gear memberikan pengalaman yang mendalam dan meninggalkan kesan abadi.

The Last of Us Part One adalah salah satu mahakarya yang mampu menciptakan pengalaman serupa bagi banyak pemain.

Namun, bagaimana bisa studio yang menciptakan sebuah game luar biasa justru kehilangan arah dengan sekuelnya dan kini menghadapi krisis kreativitas dengan proyek terbarunya?

BACA JUGA:Mobil Terendam Banjir? Ini Langkah Cepat untuk Mencegah Kerusakan Parah!

BACA JUGA:Walikota Palembang Buka Suara soal Dugaan Pungli Rp150 Ribu di Dinas Pendidikan!

The Last of Us Part II: Sebuah Kontroversi Besar

Salah satu bukti nyata dari perubahan ini adalah The Last of Us Part II. Sekuel ini mencoba membangun cerita berdasarkan tema balas dendam, yang sebenarnya merupakan ide lama Druckmann yang ditolak dalam pengembangan game pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber