Sudah 20 Tahun Lebih, Kenapa Design Suzuki APV Tidak Berubah

BACA JUGA:Komisi III DPRD Kota Palembang Sidak Bangunan, Minta Pembangunan Saluran Air Yang Lebih Memadai

BACA JUGA:Kenapa Mobil Baru Gampang Ringsek, Nabrak Dikit Kempot

Angkutan Perkotaan (Angkot) Di beberapa daerah, Suzuki APV dijadikan kendaraan angkutan kota. Program pemerintah setempat juga turut mendorong penggunaan model ini sebagai angkot karena kapasitasnya yang memadai dan harga bekasnya yang relatif terjangkau.

Suzuki APV Kurang Diminati di Segmen Kendaraan Niaga

Meskipun memiliki tenaga lebih besar dibanding pesaingnya seperti Daihatsu Gran Max, Suzuki APV ternyata kurang diminati di segmen kendaraan niaga.

Salah satu alasan utama adalah desain pintu belakang yang tidak menggunakan model geser. Bagi industri logistik, fitur pintu geser pada Gran Max memberikan kemudahan dalam bongkar muat barang, menjadikannya pilihan yang lebih efisien dibandingkan APV.

BACA JUGA:Lexus RX 2025 SUV Mewah dengan Harga Fantastis, Worth It atau Tidak?

BACA JUGA:Kia EV4 Resmi Meluncur! Mobil Listrik Futuristik Ini Bisa Kalahkan Tesla?

Keputusan Suzuki untuk Tidak Melakukan Facelift

Dengan pangsa pasar yang semakin terbatas, Suzuki menilai bahwa melakukan pembaruan besar pada APV bukanlah langkah yang menguntungkan.

Investasi yang diperlukan untuk facelift mayor, termasuk biaya penelitian dan pengembangan (R&D) serta pembuatan cetakan baru, cukup besar.

Mengingat bahwa APV hanya menyumbang sekitar 10% dari total penjualan Suzuki di Indonesia setiap tahunnya, perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan model ini dalam bentuk yang sudah ada daripada melakukan investasi besar tanpa kepastian peningkatan penjualan.

BACA JUGA:Ini Lima Tim Terdegradasi ke Liga 3 Usai Play-off Degradasi Liga 2

BACA JUGA:Samsung OneUI 7: 6 Fitur Unggulan yang Perlu Diketahui

Selain itu, Suzuki juga menghadapi tantangan internal di mana bisnis mobil mereka harus menopang operasional divisi sepeda motor yang tengah mengalami tekanan.

Sumber: berbagai sumber