Menguak Penyebab Nissan Livina Gagal Bersaing di Pasar Indonesia

Menguak Penyebab Nissan Livina Gagal Bersaing di Pasar Indonesia

Mitsubishi, sebagai salah satu merek otomotif terkemuka di Indonesia, mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir.--foto: nissan.co.id

Salah satu yang mencoba mengikuti jejak sukses Mitsubishi adalah Nissan, yang pada saat itu memiliki saham mayoritas di Mitsubishi, sekitar 34,07%.

Nissan kemudian merilis Livina pada tahun 2019, yang desainnya dianggap mirip dengan Xpander. Banyak pihak yang melihat Livina sebagai "tiruannya" Xpander, dan bahkan banyak konsumen yang

merasa Nissan hanya mengikuti tren yang dibawa oleh Mitsubishi. Sayangnya, Livina yang dibanderol dengan harga lebih terjangkau ini gagal menarik minat konsumen.


Jok mobil Mitsubishi--foto: nissan.co.id

Salah satu alasan kegagalan Livina di pasar Indonesia adalah desainnya yang dianggap kurang sesuai dengan selera konsumen Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Xpander yang mengusung desain tajam, Livina memiliki desain yang lebih lembut dan kurang tajam.

Mobil dengan desain tajam pada masa itu memang tengah populer, dan Xpander memanfaatkan tren tersebut dengan sangat baik.

Desain depan Xpander, dengan grill tajam dan lampu DRL yang mencolok, membuatnya tampil lebih modern dan futuristik dibandingkan Livina.

Meskipun secara subjektif ada yang lebih menyukai desain Livina, kenyataannya desain tajam Xpander lebih sesuai dengan tren yang ada saat itu.

Selain masalah desain, keberhasilan Xpander juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang sangat kuat.

Mitsubishi tidak hanya menghadirkan mobil dengan desain menarik, tetapi juga mengemasnya dengan kampanye iklan yang gencar dan branding yang tepat.

Xpander langsung menjadi tren di kelas MPV, sementara Livina yang hadir setelahnya terasa terlambat dan hanya dianggap sebagai mobil yang mencoba mengikuti jejak Xpander.

Meskipun harga Livina lebih terjangkau, hal ini tidak cukup untuk mengimbangi daya tarik Xpander yang sudah lebih dulu menjadi favorit.

Kemudian, faktor lain yang berkontribusi pada penurunan penjualan Livina adalah masalah jaringan dealer Nissan yang tidak sekuat Mitsubishi.

Nissan saat itu hanya memiliki sekitar 51 dealer di Indonesia, jauh lebih sedikit dibandingkan Mitsubishi yang memiliki 344 dealer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: