AS Salurkan Pinjaman Raksasa untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indiana

AS Salurkan Pinjaman Raksasa untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indiana

AS Salurkan Pinjaman Raksasa untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indiana--ilustrasi : Said Prakata

PALTV.CO.ID - Amerika Serikat melalui Departemen Energi (DOE) telah memberikan persetujuan awal untuk pinjaman senilai USD7,54 miliar kepada StarPlus Energy LLC, perusahaan hasil kolaborasi antara Stellantis dan Samsung SDI.

Dana ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Kokomo, Indiana.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintahan Joe Biden untuk mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan dan memperkuat industri baterai di AS.

Pinjaman bersyarat ini terdiri atas USD6,85 miliar dalam bentuk pokok dan USD688 juta dalam bentuk bunga yang dikapitalisasi.

Dana tersebut diambil dari program Advanced Technology Vehicles Manufacturing (ATVM), yang kembali dihidupkan oleh Biden pada 2022 setelah sempat terhenti selama pemerintahan Donald Trump.

BACA JUGA:Amerika Serikat Perketat Pembatasan Ekspor, Menargetkan Industri Semikonduktor Tiongkok

BACA JUGA:Dijemput Chevrolet Suburban, Begini Sambutan Gagah untuk Prabowo di Amerika


upaya besar pemerintahan Joe Biden untuk mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan--ilustrasi : Said Prakata

Proyek pabrik baterai ini diproyeksikan membawa dampak besar pada ekonomi lokal dan nasional. Dengan target menciptakan 3.200 lapangan kerja di sektor konstruksi dan operasional, pabrik ini juga berpotensi menarik ratusan pekerjaan tambahan di taman pemasok sekitar.

Selain itu, investasi sebesar ini dipandang mampu memperkuat ekosistem manufaktur kendaraan listrik di AS.

Saat beroperasi penuh, pabrik ini diperkirakan dapat memproduksi sekitar 67 GWh baterai per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 670.000 kendaraan listrik. Angka ini menempatkan proyek ini sebagai salah satu fasilitas baterai terbesar di negara tersebut.

Namun, di tengah potensi manfaat ekonomi dan lingkungan, proyek ini menghadapi tantangan signifikan. Salah satunya adalah potensi perubahan kebijakan jika Donald Trump, yang berencana mencalonkan diri kembali sebagai presiden, terpilih dalam pemilu mendatang.

BACA JUGA:Mengenal Donald Trump, Pemenang Hitung Cepat Pemilu Presiden Amerika Dari Partai Republik

BACA JUGA:Tidak Konsisten Dalam Konflik Timur Tengah! Amerika Serikat Kecam Israel Tapi Malah Kirim Pasukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber