AS Salurkan Pinjaman Raksasa untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indiana
AS Salurkan Pinjaman Raksasa untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indiana--ilustrasi : Said Prakata
proyek ini menghadapi tantangan signifikan--ilustrasi : Said Prakata
Trump secara terang-terangan menyatakan akan menghapus berbagai kebijakan pendukung kendaraan listrik yang diinisiasi oleh Biden, termasuk kredit pajak sebesar USD7.500 untuk pembelian kendaraan listrik baru dan pengeluaran dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA), seperti program pinjaman ATVM ini.
Program ATVM telah menjadi salah satu pilar pendukung pengembangan teknologi kendaraan ramah lingkungan di AS sejak diluncurkan pada 2007.
Program ini dikenal luas karena memberikan pinjaman sebesar USD465 juta kepada Tesla pada 2009, yang membantu perusahaan tersebut menghindari kebangkrutan dan menjadi pemimpin di pasar kendaraan listrik global.
Namun, program ini sempat terhenti selama pemerintahan Trump, dengan banyak permohonan pendanaan dari startup kendaraan listrik yang tidak direspons.
BACA JUGA:Peran Amerika Dalam Pengembangan Iron Dome Namun Gagal Mencegat Rudal Balistik Iran
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan CIA dan FBI Serta Tugas Keduanya di Amerika Serikat
Situasi ini berubah drastis setelah Biden mengaktifkan kembali program tersebut pada 2022. Salah satu langkah awal adalah pemberian pinjaman senilai USD2,5 miliar kepada kolaborasi antara General Motors dan LG Energy Solution untuk membangun fasilitas baterai lithium-ion baru.
Sejak saat itu, program ATVM terus menggelontorkan dana untuk berbagai proyek strategis, termasuk USD9,2 miliar kepada Ford dan SK Innovation serta USD2 miliar untuk Redwood Materials.
Kini, dengan tambahan dana untuk proyek Stellantis dan Samsung SDI, program ini semakin mengukuhkan posisinya dalam mendukung industri kendaraan listrik yang sedang tumbuh pesat.
Di tengah optimisme atas dukungan pemerintah, Stellantis menghadapi berbagai tantangan internal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek ini. CEO perusahaan, Carlos Tavares, baru-baru ini mengumumkan rencana pengunduran dirinya di tengah penurunan tajam penjualan kendaraan di AS dan pasar global.
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan CIA dan FBI Serta Tugas Keduanya di Amerika Serikat
BACA JUGA:Potensi Resesi Amerika Serikat dan Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia
transisi menuju kendaraan listrik dan menghadapi kompetisi dari produsen --ilustrasi : Said Prakata
Hal ini menambah tekanan bagi Stellantis yang sedang berupaya mempercepat transisi menuju kendaraan listrik dan menghadapi kompetisi dari produsen lain, seperti Tesla, Ford, dan General Motors.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber