Italia Minta Revisi Larangan Penjualan Mobil BBM 2035 di Uni Eropa
Italia Minta Revisi Larangan Penjualan Mobil BBM 2035 di Uni Eropa--ilustrasi pribadi
Penurunan penjualan mobil listrik di Eropa baru-baru ini menunjukkan bahwa konsumen mungkin belum sepenuhnya siap beralih ke kendaraan listrik, baik karena keterbatasan infrastruktur pengisian daya maupun harga yang relatif lebih tinggi.
BACA JUGA:Ditinggal Mesin Bensin, Balapan Listrik Siap Menggebrak Dunia!
Tidak hanya terbatas pada penyesuaian regulasi, Uni Eropa juga telah mengambil langkah strategis dalam mengamankan daya saing industri otomotifnya di pasar global.
Uni Eropa, misalnya, baru saja menuntaskan penerapan tarif impor untuk mobil listrik buatan China hingga sebesar 45 persen.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan dominasi produsen mobil listrik China yang belakangan mengancam pangsa pasar produsen Eropa.
Setiap produsen asal China dikenakan tarif yang beragam, tergantung pada tingkat subsidi yang diterima dari pemerintah mereka. Langkah proteksi ini disambut positif oleh Italia, karena diharapkan mampu memberi ruang lebih bagi produsen lokal untuk berkompetisi.
BACA JUGA:Resep Gule Eungkot Paya Khas Aceh, Sajian Lezat dan Khas yang Penuh Rempah
BACA JUGA:Melampaui Batasan Transmisi Dual-Clutch dan Masa Depan Kendaraan Listrik
Langkah protektif dan pendekatan fleksibel yang diajukan Italia juga mencerminkan dinamika politik dalam Uni Eropa terkait isu kendaraan listrik.
Bagi Italia dan negara-negara yang mendukungnya, larangan penjualan mobil berbahan bakar minyak dianggap kurang realistis.
Mereka berpendapat bahwa adopsi mobil listrik tidak bisa dijadikan satu-satunya jalan menuju netralitas karbon. Melainkan, mereka mengusulkan beragam teknologi dan bahan bakar alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengurangi emisi secara bertahap.
Biofuel, misalnya, dapat diproduksi dari bahan organik dan menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, sedangkan bahan bakar sintetis menawarkan potensi efisiensi tinggi dengan emisi karbon yang jauh lebih sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber