Ini Adab Menagih Utang yang Sesuai dengan Ajaran Islam

Ini Adab Menagih Utang yang Sesuai dengan Ajaran Islam

Islam mengajarkan adab, termasuk dalam menagih utang.--freepik.com/@yanalya

“Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR Bukhari No 2076) 

Sikap yang baik dalam menagih utang menjadi nilai yang sangat ditekankan dalam Islam, sehingga menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan memahami keadaan satu sama lain.

BACA JUGA:Ingin Salat Lebih Khusyuk? Cobalah Lakukan Kiat-kiat Berikut Ini!

BACA JUGA:Beginilah Cara Mendidik Anak dalam Islam Sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis


Utang sebaiknya ditagih ketika sudah jatuh tempo atau setelahnya.--freepik.com/@freepik

Berikut ini beberapa adab dan cara menagih utang sesuai dengan syariat, yang telah paltv.co.id rangkum dari berbagai sumber:

Tagihlah Utang Ketika Sudah Jatuh Tempo Sesuai Kesepakatan

Utang sebaiknya ditagih ketika sudah jatuh tempo atau setelahnya. Tidak dianjurkan bagi seorang Muslim untuk menagihnya sebelum waktu yang telah disepakati.

Namun, jika orang yang berutang belum mampu membayarnya, maka pemberi utang dianjurkan untuk menangguhkannya.

BACA JUGA:Ini Jenis-jenis Penyakit Hati dalam Islam, Waspadalah!

BACA JUGA:Ujian Hidup dari Allah SWT Hakikatnya untuk Meningkatkan Derajat Manusia

Tagihlah Utang dengan Cara yang Baik dan Santun

Meskipun Islam menegaskan pentingnya membayar utang, prinsip menagih utang juga menekankan perlunya menggunakan cara yang baik dan santun. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: 

"Siapa saja yang ingin meminta haknya (utang), sepatutnya dia meminta dengan cara yang baik-baik pada orang yang mau menunaikan ataupun enggan menunaikannya." (HR Ibnu Maja)

Menunggu atau Membebaskan Utang Jika Orang yang Berutang Belum Mampu Membayar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber