Ancaman Resesi di Amerika Serikat, Peluang Positif bagi Bursa dan Pasar Keuangan Indonesia
Peluang positif bagi bursa dan pasar uang Indonesia di kala Amerika Serikat terancam resesi.--freepik.com/@rawpixel.com
Dia juga menyebutkan bahwa selama krisis keuangan 2001, pemotongan suku bunga darurat oleh Ketua Fed Alan Greenspan membawa dampak positif bagi pasar.
Selain itu, Siegel mengkritik keputusan The Fed untuk tidak merespons lebih cepat dengan mengurangi suku bunga, karena hal ini dapat memperburuk kondisi ekonomi.
Memicu Perdebatan Ekonomi
BACA JUGA:Bank Digital dan Kerentanan Industri Keuangan Indonesia Terhadap Serangan Siber
BACA JUGA:Banyak Investor Saham Beralih ke Kripto, Ternyata Ini Sebabnya
Laporan peningkatan pengangguran ini memicu perdebatan mengenai apakah ekonomi AS sedang menuju resesi atau apakah ini adalah hasil dari normalisasi pasar tenaga kerja pascapandemi.
Beberapa pihak menyarankan agar The Fed segera menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase untuk mengelola risiko ekonomi.
Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa suku bunga yang terlalu tinggi tidak diperlukan untuk mengendalikan inflasi yang sudah mendekati target The Fed sebesar 2 persen.
Meskipun tingkat pengangguran meningkat, beberapa indikator menunjukkan adanya normalisasi di pasar tenaga kerja.
BACA JUGA:Harga Capai Rp 100.000 Per Kg, Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Simak, Ini Cara Membuat QRIS All Payment Untuk Pelaku Usaha
Pemotongan suku bunga darurat dapat membawa dampak positif bagi pasar.--freepik.com/@dcstudio
Jumlah pekerja di usia produktif, 25 hingga 54 tahun, yang bekerja meningkat, menunjukkan partisipasi tenaga kerja yang lebih besar.
Namun, menunda pemotongan suku bunga bisa berisiko, karena menunggu terlalu lama bisa membuat The Fed kehilangan kesempatan untuk mencegah resesi.
Pemangkasan Suku Bunga Secara Darurat Berdampak Positif bagi Pasar Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber