Evolusi Kecerdasan Buatan (AI) di Era Digital, Apakah Membantu atau Membuat Manusia Malas?
Evolusi Kecerdasan Buatan (AI) di Era Digital, Apakah Membantu atau Membuat Manusia Malas?-Foto/Juliadi-PALTV
PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Dalam era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (PALTV.disway.id/listtag/38489/ai">AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangannya yang pesat menimbulkan berbagai pandangan dan perdebatan.
Apakah AI akan membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan, atau justru membuat manusia semakin malas? Pertanyaan ini menjadi topik menarik dalam dialog yang diselenggarakan oleh stasiun televisi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, Paltv, dalam program "Halo Palembang".
Dalam dialog tersebut, hadir M. Syendi Apriko, seorang Dosen Sistem Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang. Beliau berbagi pandangannya tentang evolusi AI dan dampaknya pada kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pendidikan.
Menurut M. Syendi Apriko, AI telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. "AI telah membantu manusia dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan sehari-hari hingga tugas-tugas kompleks di berbagai bidang. Misalnya, dalam industri, AI digunakan untuk otomatisasi proses produksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia," ujar Syendi.
BACA JUGA:Tunggu Apa Lagi? Bocoran Paket Premium YouTube Terbaru yang Wajib Dicoba!
Selain itu, AI juga memainkan peran penting dalam sektor kesehatan, di mana teknologi ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan memberikan perawatan yang lebih tepat dan cepat.
Di sektor transportasi, AI digunakan untuk mengembangkan kendaraan otonom yang dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan keselamatan di jalan.
Evolusi Kecerdasan Buatan (AI) di Era Digital, Apakah Membantu atau Membuat Manusia Malas?-Foto/Juliadi-PALTV
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa AI juga menimbulkan kekhawatiran, terutama dalam dunia pendidikan. Syendi menjelaskan bahwa banyak aplikasi AI yang tersedia secara gratis dan digunakan oleh pelajar serta mahasiswa untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
"Aplikasi seperti Grammarly, Google Translate, dan ChatGPT sangat membantu pelajar dalam menyelesaikan tugas mereka dengan lebih cepat dan efisien," tambahnya.
Meskipun demikian, penggunaan AI dalam pendidikan juga menimbulkan tantangan bagi para pengajar. "Para pengajar harus mampu membedakan antara hasil kerja yang dihasilkan oleh AI dan yang dikerjakan sendiri oleh pelajar atau mahasiswa. Ini penting untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan dan bukan hanya mengandalkan teknologi," jelas Syendi.
Salah satu kekhawatiran utama yang disoroti dalam dialog tersebut adalah potensi AI untuk membuat manusia menjadi malas. "Ketergantungan pada teknologi dapat membuat manusia kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Jika segala sesuatu dapat diselesaikan oleh AI, maka manusia mungkin akan kehilangan motivasi untuk belajar dan mengembangkan diri," kata Syendi.
BACA JUGA:Bukan Sekedar Istirahat, Power Nap Adalah Kunci Produktivitas dan Kesehatan
Syendi juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan teknologi. "Kita harus bijak dalam menggunakan AI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: