Ternyata Ini Asal Usul Hari Raya Galungan. Yuk Simak Sampai Habis!

Ternyata Ini Asal Usul Hari Raya Galungan. Yuk Simak Sampai Habis!

Tahun ini umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, 4 Januari 2023--Istimewa

Raja Sri Jayakasunu pun bersemedi. Dalam pertapaannya, ia mendapat bisikan yang dipercaya berasal dari Dewi Durga. Dari wangsit itu, terkuak alasan mengenai berbagai keanehan yang terjadi selama ini, yaitu karena rakyat Bali sudah melupakan peringatan Galungan. Atas perintah Raja Sri Jayakasunu, perayaan Galungan kembali dihidupkan, dan terus diadakan secara turun-temurun hingga saat ini. Meskipun bagi sebagian orang sejarah Hari Raya Galungan barangkali dianggap kurang bisa dilogika, umat rakyat Hindu-Bali sangat mempercayainya.

Mitologi Galungan Ada kisah berbalut mitos yang dipercaya oleh umat Hindu-Bali tentang awal mula perayaan Galungan. Tulisan I Gede Marayana yang terhimpun dalam buku Galungan Naramangsa (2005) memaparkan mengenai mitos ini. Secara mitologi, tulis Marayana, dahulu di Bali ada seorang raja angkara murka bernama Mayadenawa. Raja yang sangat sakti ini kerap berbuat adharma atau kejahatan. Dengan kesaktiannya, Mayadenawa tak hanya menguasai Bali, tapi juga Pulau Lombok, Blambangan (Banyuwangi), bahkan hingga tanah Bugis (sebagian Sulawesi).

Lantaran merasa paling sakti, Mayadenawa memerintahkan rakyatnya untuk menyembah dirinya. Dewa-dewa dilarang disembah, bahkan banyak pura dan tempat peribadatan yang dihancurkan atas perintah raja lalim itu. Kelakukan Mayadenawa yang sudah melampaui batas membuat rakyat resah. Hingga akhirnya, seorang pemuka agama yang juga Pemangku Agung Pura Besakih bernama Mpu Sangkul Putih bersemedi untuk memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Mpu Sangkul Putih akhirnya mendapat ilham. Ia diberi petunjuk agar pergi ke Jawa Dwipa atau India untuk meminta bantuan. Mpu Sangkul Putih melaksanakan wangsit yang didapatnya itu, dan akhirnya mendapat bantuan. Menurut mitologinya, bantuan itu diberikan oleh Dewa Indra, dewa yang menguasai cuaca. Singkat cerita, terjadilah pertempuran hebat antara kubu Mayadenawa dan pasukan milik Dewa Indra. Pasukan pimpinan Mayadenawa kewalahan. Raja yang kejam itu beberapa kali melakukan tindakan licik. Namun, tetap saja Mayadenawa kalah. Mitologi inilah yang menjadi dasar peringatan Hari Raya Galungan, bahwa dharma atau kebaikan akan mampu mengalahkan adharma alias kejahatan.

Filosofi Galungan Seperti yang digambarkan dalam mitologinya, Hari Raya Galungan dirayakan untuk memperingati kemenangan Dewa Indra melawan Mayadenawa atau kebaikan melawan kejahatan. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat –majelis organisasi umat Hindu Indonesia yang mengurusi kepentingan keagamaan dan sosial– melalui website resminya menjelaskan, inti dari Galungan sebenarnya adalah bahwa manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsu yang bisa mengganggu ketenteraman batin dan kehidupan. Hawa nafsu manusia tersebut dibagi menjadi tiga kala, yang pertama adalah Kala Amangkurat, Kala Dungulan, dan Kala Galungan.

Kala Amangkurat adalah nafsu ingin berkuasa yang berujung pada keserakahan, ingin memerintah, dan ingin mempertahankan kekuasaan kendati menyimpang. Kala Dungulan yaitu nafsu ingin merebut semua yang dimiliki orang lain. Sedangkan Kala Galungan adalah nafsu menang dengan menghalalkan segala cara.

Ucapan Hari Raya Galungan Untuk merayakan Hari Raya Galungan, terdapat beberapa ucapan yang bisa Anda sampaikan pada umat Hindu di Hari Raya Galungan dan Kuningan. Rajaheng rahina Galungan lan Kuningan biasanya diucapkan kepada umat Hindu di hari besar ini. Arti dari rajaheng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan adalah: selamat menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Berikut beberapa contoh ucapan selamat Hari Raya Galungan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Bali:

1. Rahajeng Nyangre Rahina Galungan - Kuningan.

2. Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa Asung Kertha Wara Nugraha kepada kita sekalian dalam pengabdian kita sesuai dengan swadharma masing-masing.

3. Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan. Teruslah bekerja di jalan dharma.

4. Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan. Mari merayakan kemenangan dharma melawan adharma dengan kedamaian.

5. Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Ida Swangh yang Widhi Wara.

6. Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan. Dumogi sareng sami manggih kerahayuan.

7. Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan. Mari ciptakan Dharma di hati demi tercapainya kedamaian dalam diri.

Nah itulah penjelasan panjang dan lebar asal usul Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sekarang sudah paham kan?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: