Bulan Mei Alami Deflasi, BPS Catat Inflasi Tahunan 2,84 Persen
Bulan Mei Alami Deflasi, BPS Catat Inflasi Tahunan 2,84 Persen--Freepik.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada bulan Mei terjadi deflasi bulanan sebesar 0,03%, yang mengakibatkan inflasi tahunan mencapai 2,84%. Secara tahun kalender atau year to date, inflasi tercatat sebesar 1,16%.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi bulanan terbesar dengan nilai 0,29% dan memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,08%.
Komoditas utama yang mendorong deflasi termasuk beras dengan kontribusi deflasi 0,15%, daging ayam ras dan ikan segar masing-masing sebesar 0,03%, serta tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02%.
"Komoditas lain yang turut menyumbang deflasi adalah tarif angkutan antar kota sebesar 0,03%, tarif angkutan udara sebesar 0,02%, dan tarif kereta api sebesar 0,01%," kata Amalia di Jakarta, Senin (3/6/2024).
BACA JUGA:Vandalisme dan Pencurian Kabel Mengancam Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik di AS
Di sisi lain, beberapa komoditas yang memberikan kontribusi terhadap inflasi meliputi emas perhiasan, bawang merah, dan cabai merah, masing-masing menyumbang 0,05%.
Inflasi bulan ke bulan atau month-to-month (MTM) pada Mei 2024 sebesar 0,03% didorong oleh deflasi yang diatur pemerintah serta harga bergejolak. Harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,13% dengan kontribusi deflasi sebesar 0,02%. Komoditas utama yang mendominasi deflasi ini adalah tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.
Sebaran inflasi bulanan menunjukkan bahwa 24 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 14 lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Selatan sebesar 2,00%, sementara deflasi terdalam terjadi di Banten sebesar 0,52%.
Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,69% dengan kontribusi deflasi sebesar 0,12%, yang didominasi oleh beras, daging ayam ras, tomat, dan cabai rawit.
BACA JUGA:Umat Hindu Palembang Sucikan Area Pemakaman dengan Ngaben Massal
Sementara itu, komponen inti mencatat inflasi sebesar 0,17% dengan kontribusi inflasi sebesar 0,11%. Komoditas yang dominan dalam menyumbang inflasi diantaranya adalah emas perhiasan, gula pasir, kue kering berminyak, dan biaya sewa rumah.
"Secara historis sejak tahun 2020, biasanya pasca Lebaran terjadi deflasi. Deflasi pada Mei 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, tembakau, serta kelompok transportasi.
Namun, deflasi pasca Lebaran kali ini tidak sedalam beberapa periode sebelumnya. Misalnya, pada Juni 2021, setelah Lebaran pada 13 Mei 2021, terjadi deflasi sebesar 0,16%," jelas Amalia.
Deflasi pada Mei ini terutama dipicu oleh penurunan harga beras yang mencapai 3,59%, memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,15%. Meski produksi beras menurun, stok yang cukup memadai menyebabkan deflasi di komoditas ini. Sebanyak 29 provinsi mengalami deflasi beras, 1 provinsi stabil, dan 8 provinsi mengalami inflasi beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber