Industri Otomotif Responsif Terhadap Rencana Penerapan Program Biodiesel B40 Tahun 2025

Industri Otomotif Responsif Terhadap Rencana Penerapan Program Biodiesel B40 Tahun 2025

Industri Otomotif Responsif Terhadap Rencana Penerapan Program Biodiesel B40 Tahun 2025--Foto : pixabay.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Rencana pemerintah untuk menerapkan program Biodiesel B40, di mana solar akan dicampur dengan 40% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit pada tahun 2025, telah menimbulkan respons dari para pelaku industri otomotif.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menekankan pentingnya distribusi B40 yang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Dia juga menyoroti perlunya memberikan waktu yang cukup bagi pelaku industri otomotif untuk mempersiapkan mesin sesuai dengan persyaratan B40.

Sebelumnya, setiap pabrikan yang menerapkan B35 juga memerlukan waktu yang berbeda untuk menyesuaikan produknya, sehingga penyesuaian tidak bisa dilakukan secara seragam.

Di sisi lain, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyatakan bahwa penyebaran bahan bakar biodiesel dengan campuran B35 masih terkendala distribusinya yang tidak merata.

BACA JUGA:Industri Otomotif dalam Pusaran Kontroversi: Tindakan Pemerintah AS Terhadap Mobil Listrik BYD CS

Attias Asril, Kepala Divisi Operasi Bisnis & Strategi IAMI, mengemukakan bahwa ketidakmerataan kualitas termasuk campuran kadar air dalam bahan bakar dan kontaminasi dari biodiesel. Dia menyatakan bahwa baik bahan bakar murni maupun biosolar akan memberikan hasil yang baik jika kualitasnya terjaga dengan baik terutama dalam proses distribusi.

Asril juga menyoroti pentingnya memperhatikan masa kadaluwarsa dari biodiesel yang rentan teroksidasi dalam waktu yang relatif singkat. Dia juga menekankan tantangan dalam menghadapi sifat biodiesel yang menyerap air, yang dapat menyebabkan karat pada komponen yang terkena bahan bakar.

Santiko Wardoyo, Chief Operating Officer Hino Motors Sales Indonesia, menambahkan bahwa bahan bakar B35 memiliki kandungan air yang tinggi dan sifat pelumas yang buruk, yang dapat menyebabkan korosi pada mesin. Dampak negatif ini termasuk mesin yang lebih cepat mengalami panas, korosi yang lebih cepat, dan keausan mesin yang lebih cepat pula. Hal ini juga dapat mempengaruhi performa mesin secara teknis dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penerapan program biodiesel B40 pada tahun 2025. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa pertimbangan untuk implementasi B40 melibatkan kemampuan dana insentif biodiesel dan pasokan bahan baku minyak sawit mentah (CPO). Tahap pertama penerapan B40 akan difokuskan pada industri otomotif, tetapi pemerintah masih perlu mengonfirmasi insentif dan pasokan dari CPO.

BACA JUGA:Pertahanan Industri Otomotif Amerika, Potensi Larangan Mobil Listrik China

Respons dari para pelaku industri otomotif menyoroti tantangan yang dihadapi dalam implementasi program Biodiesel B40. Diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, produsen, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan keberhasilan program ini dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap industri otomotif dan masyarakat luas.

Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dalam implementasi program Biodiesel B40 mencakup upaya untuk memastikan distribusi yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, peningkatan kualitas bahan bakar, penyesuaian mesin, serta koordinasi yang erat antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri.

Pertama-tama, penting untuk memastikan distribusi B40 yang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini memerlukan infrastruktur yang memadai untuk mendistribusikan bahan bakar secara efisien dari pabrik pemrosesan hingga ke stasiun pengisian bahan bakar di berbagai daerah.

Pemerintah perlu bekerja sama dengan operator logistik dan pengelola stasiun pengisian bahan bakar untuk memastikan ketersediaan B40 di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber