Tujuh Bulan Perang Lawan Hamas, Apakah Israel Menang ?

Tujuh Bulan Perang Lawan Hamas, Apakah Israel Menang ?

Tujuh Bulan Perang Lawan Hamas, Apakah Israel Menang ? --Foto : hilzfuld/ig

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Sebuah perang yang berlangsung selama tujuh bulan di Gaza telah menimbulkan pertanyaan kritis tentang strategi Israel dan apakah negara tersebut berhasil mencapai tujuannya dalam konflik tersebut.

Dalam beberapa minggu terakhir perang, tank-tank Israel mulai merangsek ke dalam kota Rafah di selatan Gaza, mengungkapkan bahwa empat batalyon terakhir Hamas masih bertahan di sana. Sementara pertempuran sengit terjadi di daerah Zeitoun di Kota Gaza dan sekitar Jabalia di utara Gaza, yang sebelumnya dikuasai oleh Israel sebelum maju ke arah selatan.

Perang ini, yang terjadi di tengah tekanan internasional untuk gencatan senjata, telah mengungkapkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Israel tentang kekurangan rencana strategis yang jelas untuk Gaza. Pertanyaan yang muncul adalah apakah serangkaian operasi militer yang dijalankan Israel telah mencapai tujuannya ataukah Hamas masih mempertahankan kontrol efektif atas wilayah tersebut.

BACA JUGA:Israel Grebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Menutup Paksa Stasiun Televisi Milik Qatar


perang yang berlangsung selama tujuh bulan di Gaza --Foto : hilzfuld/ig

Ketika Israel merayakan Hari Kemerdekaannya, tampaknya akhir yang jelas dari perang ini masih jauh dari harapan. Meskipun serangkaian operasi militer telah dilakukan dengan tujuan menghilangkan Hamas, kelompok militan tersebut masih bertahan dan bahkan tampak mempertahankan dukungan luas di antara penduduk Gaza yang terluka dan menderita akibat operasi militer yang berkepanjangan.

Michael Milshtein, seorang pakar intelijen militer Israel, menyatakan bahwa strategi yang mengandalkan gesekan terus-menerus atau operasi bedah terhadap Hamas tidak akan mencapai tujuan keruntuhan pemerintah atau militer Hamas. Hal ini menggarisbawahi kerumitan situasi di lapangan yang mungkin tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan militer semata.

Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell juga menyatakan keraguan bahwa Israel akan mencapai "kemenangan besar di medan perang". Hal ini menunjukkan bahwa di luar tekanan militer, perlu ada solusi politik atau strategi yang lebih luas untuk menyelesaikan konflik ini dengan efektif.

Pemerintah Israel dihadapkan pada tantangan untuk merumuskan kebijakan "hari kemudian" yang jelas untuk Gaza. Meskipun ada desakan untuk menemukan solusi politik, upaya-upaya ini telah ditolak berulang kali oleh pemerintah yang tidak ingin melihat negara Palestina merdeka. Hal ini membuat opsi militer menjadi fokus utama, yang dalam beberapa hal memperumit situasi di lapangan.

BACA JUGA:Inilah Alasan Israel Dan Sekutunya Termasuk AS Takut Pada ICC

Para pemimpin Israel juga dihadapkan pada tekanan internal dari sayap kanan untuk meraih kemenangan total, yang membuat mereka kesulitan dalam mengambil langkah-langkah yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih damai atau berkelanjutan.

Dengan kondisi ini, pertanyaan seberapa jauh Israel siap melangkah dalam menghadapi situasi Gaza masih belum terjawab secara jelas. Meskipun survei menunjukkan dukungan luas untuk tindakan militer, ada juga kemarahan dan ketidakpuasan terhadap pemerintah atas kegagalan keamanan dan kemanusiaan yang terjadi selama konflik ini.

Sebagai upaya untuk memahami dinamika dan tantangan yang dihadapi Israel dalam mengatasi konflik dengan Gaza, analisis mendalam tentang strategi politik, keamanan, dan kemanusiaan menjadi semakin penting. Langkah-langkah selanjutnya yang diambil oleh Israel akan sangat memengaruhi perkembangan konflik ini serta stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber