Indonesia Mengklaim Baterai Nikel Lebih Unggul untuk Mobil Listrik

Indonesia Mengklaim Baterai Nikel Lebih Unggul untuk Mobil Listrik

Indonesia Mengklaim Baterai Nikel Lebih Unggul untuk Mobil Listrik--pixabay.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi atau disingkat Kemenko Marves menegaskan bahwa mobil listrik yang menggunakan baterai berbahan dasar nikel memiliki keunggulan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis baterai lainnya.

Informasi terbaru menunjukkan bahwa perusahaan gabungan antara Hyundai Motor Company (HMC) dan LG Energy Solution Ltd (LGES) akan segera mengoperasikan pabrik baterai dengan kapasitas terpasang mencapai 10 gigawatt hour (GWh) pada bulan April 2024.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan harapannya bahwa keberadaan pabrik baterai ini akan mendorong perkembangan rantai pasok industri mobil listrik di Indonesia.

"Kita perlu menyadari bahwa baterai yang menggunakan nikel sebagai bahan dasarnya biasanya memiliki kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, mobil listrik yang menggunakan baterai jenis ini juga cenderung lebih canggih," ujarnya di JIExpo Kemayoran, pada hari Selasa (30/4/2024).

BACA JUGA:Toko Meuble Terbakar, 4 Mobil Damkar Turun untuk Padamkan Api

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi yang telah direalisasikan oleh Hyundai mencapai angka Rp21,7 triliun.

Pada tahun 2019, Hyundai Motor Company (HMC) mengumumkan rencana investasi sebesar US$1,55 miliar (setara dengan Rp21,8 triliun) di Indonesia.

Sementara itu, LG juga menunjukkan komitmennya dengan merencanakan peningkatan kapasitas produksi baterai mobil listrik di Karawang sebesar 20 gigawatt hour (GWh), dari kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 10 GWh.

"Pabrik pertama dengan kapasitas 10 GWh dari Hyundai-LG direncanakan akan diresmikan sekitar bulan April 2024, dan saat ini sudah dalam tahap produksi.

BACA JUGA:Pilkada Sumsel Gunakan Dana Hibah APBD Sebesar 234,4 Miliar

Saat ini, pembangunan pabrik kedua dengan kapasitas 10 GWh tambahan juga sudah dimulai [total 20 GWh]," ungkap Bahlil dalam konferensi pers pada hari Senin (18/3/2024).

Mengenai perkembangan investasi untuk ekosistem baterai mobil listrik, Bahlil juga menyebut bahwa Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) telah menyelesaikan transaksi saham dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).

Transaksi ini dilakukan setelah ANTM menyelesaikan perjanjian jual beli saham pada dua anak perusahaannya, yaitu PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Feni Haltim (FHT), dengan afiliasi CATL HongKong CBL Limited (HKCBL).

Pembangunan pabrik baterai oleh CATL diharapkan akan dimulai pada tahun ini. Hal ini juga menandakan dimulainya kerja sama antara Antam dan CATL dalam kegiatan penambangan nikel serta proses pemurnian dan pengolahan menjadi bahan baku untuk sel baterai dalam proyek Dragon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber