Penjualan Tesla Menurun Tajam Sejak Pandemi, Mobil Listrik China Menguat

Penjualan Tesla Menurun Tajam Sejak Pandemi, Mobil Listrik China Menguat

Penjualan Tesla Menurun Tajam Sejak Pandemi, Mobil Listrik China Menguat--Istimewa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Saham Tesla, salah satu pemimpin pasar mobil listrik, mengalami penurunan drastis setelah laporan penurunan pengiriman pada kuartal pertama tahun 2024.

Ini merupakan penurunan tahunan pertama sejak 2020, ketika pandemi global memukul industri mobil listrik secara luas.

Dalam laporan keuangan terbarunya, Tesla mengungkapkan bahwa total pengiriman mereka di Q1 2024 mencapai 386.810 unit, sementara total produksi mencapai 433.371 unit.

Penurunan ini menjadi sorotan utama dalam kuartal tersebut.

BACA JUGA:Permohonan Ditolak, PN Palembang Sahkan Status Tersangka Setiawan Makmur Bos Apartemen Rajawali

Menurut data yang dilaporkan, saham Tesla turun sebesar 29% selama kuartal pertama, menjadi penurunan terbesar sejak akhir tahun 2022.

Bahkan, ini adalah penurunan kuartalan tertajam ketiga sejak IPO perusahaan pada tahun 2010.

Penurunan yang signifikan ini membuat harga saham Tesla ditutup turun sekitar 5% pada Selasa (2/4), mencapai angka US$166,63 per saham.

Reaksi pasar yang negatif terhadap laporan ini telah menjadi sorotan besar, memicu kekhawatiran tentang kinerja Tesla di masa mendatang.

BACA JUGA:Mesin MRI Paling Canggih Di Dunia Mampu Pemindaian Otak Pertama Secara Detail

Investor dan analis telah mulai mengkritik kinerja perusahaan dan bertanya-tanya apakah Tesla mampu mempertahankan dominasinya di pasar mobil listrik yang semakin kompetitif.

Pada kuartal pertama tahun 2024, Tesla menghadapi tantangan signifikan. Salah satu faktor utamanya adalah persaingan yang semakin ketat, terutama dari produsen mobil listrik China.

Mereka telah muncul sebagai pesaing serius bagi Tesla, menawarkan berbagai model dengan teknologi terbaru dengan harga yang lebih kompetitif.

Saat Tesla menghadapi tekanan dari produsen mobil listrik lainnya, terutama di pasar global yang semakin ramai, perusahaan juga dihadapkan pada masalah internal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber