Melestarikan Budaya Peranakan Cio Tao: Memelihara Keberagaman Budaya Tionghoa Benteng

Melestarikan Budaya Peranakan Cio Tao: Memelihara Keberagaman Budaya Tionghoa Benteng

Dua warga Cina Benteng melakukan tradisi pernikahan Cio Tao di Kabupaten Tangerang, Banten. --Foto : indonesia.go.id /ANTARA foto/ Rivan Awal Lingga

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Di tengah arus modernisasi yang terus mengalir, ada suara gemuruh kecil yang berusaha mempertahankan keaslian budaya leluhur.

Di Kabupaten Tangerang, Banten, tradisi Cio Tao menjadi salah satu contoh nyata bagaimana masyarakat Tionghoa Benteng merajut masa lalu dengan harapan pada masa depan.

Pagi itu, suasana di salah satu rumah di kawasan Panongan terasa berbeda. Aroma dupa yang semerbak, hiasan-hiasan Tionghoa yang menghiasi sudut-sudut rumah, dan pesona pakaian adat yang dipakai oleh kedua mempelai, semuanya menjadi bagian dari ritual pernikahan Cio Tao.

Sebuah tradisi yang sudah ada sejak abad ke-17, kini dilestarikan oleh segelintir warga peranakan demi mengabadikan warisan budaya takbenda.

BACA JUGA:7 Kue Khas Imlek: Lebih dari Sekadar Suguhan Manis

Perjalanan spiritual dan budaya masyarakat Tionghoa Benteng telah terus berlanjut. Meskipun tradisi Cio Tao semakin jarang digelar, penghargaan terhadap warisan leluhur tetap menjadi pijakan utama dalam kehidupan sehari-hari.

Di balik modernisasi dan perubahan keyakinan agama, nilai-nilai dan tradisi yang ditinggalkan oleh para leluhur masih dijaga dengan penuh kehormatan.

Cio Tao, sebuah ritual pernikahan berbasis keyakinan agama Konghucu, kini telah berubah perannya menjadi sebuah upacara formal semata.

Namun, nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya tetap dihargai. Sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Tionghoa Benteng, tradisi Cio Tao menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.

BACA JUGA:10 Destinasi Epik Wisata Sumatera Selatan, yang Menarik untuk Dikunjungi

Sejak abad ke-17, tradisi Cio Tao telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tionghoa Benteng. Berasal dari suku Hokkian, Tiongkok, Cio Tao menjadi simbol kebersamaan dan kesatuan dalam pernikahan.

Tahapan-tahapan seperti pinang jodoh, penyerahan mas kawin, perjanjian perkawinan, upacara sembahyang, dan pesta pernikahan, semuanya mengandung makna dan keindahan tersendiri.

Tangerang, sebagai daerah multikultural, menjadi tempat di mana beragam suku dan etnis hidup berdampingan secara harmonis. Budaya Cio Tao sendiri merupakan hasil dari akulturasi berbagai budaya, seperti Tionghoa, Sunda, dan Betawi.

Keberagaman ini menciptakan sebuah ritual pernikahan yang kaya akan warna dan keindahan, mencerminkan harmoni antar berbagai elemen budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: indonesia.go.id