Ada Bantuan Pangan dan Operasi Pasar Namun Harga Beras Tetap Naik, Bos Bulog Ungkap Penyebabnya

Ada Bantuan Pangan dan Operasi Pasar Namun Harga Beras Tetap Naik, Bos Bulog Ungkap Penyebabnya

Ada Bantuan Pangan dan Operasi Pasar Namun Harga Beras Tetap Naik, Bos Bulog Ungkap Penyebabnya --free pik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Bantuan pangan dan operasi pasar telah diselenggarakan, namun harga beras kembali merangkak naik. Kenaikan harga beras ini sudah berlansung dari penghujung tahun 2023 lalu, dan belum ada tanda-tanda harga beras akan turun.

Secara keseluruhan, harga beras di tingkat nasional mengalami peningkatan, mencapai Rp 13.620 per kilogram (kg) untuk beras medium dan Rp 15.500/kg untuk beras premium.

Perbandingan dengan bulan Desember 2023 menunjukkan kenaikan yang signifikan, di mana harga stabil tinggi pada angka Rp 13.000/kg untuk beras medium dan Rp 15.000/kg untuk beras premium.

Pertanyaannya, mengapa harga beras tetap naik meskipun bantuan pangan dan Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) telah diimplementasikan?.

BACA JUGA:Jenis Suspensi atau Shockbreaker? Inilah Perbedaan Suspensi Depan dan Suspensi Belakang Pada Sepeda Motor!

Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras  disebabkan oleh kondisi produksi petani dalam negeri yang masih belum optimal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan defisit produksi beras dalam negeri sebesar 2,8 juta ton pada Januari-Februari.

"Data BPS menunjukkan defisit 2,8 juta ton pada Januari-Februari. Jadi, harga mencerminkan kondisi pasar, terutama produksi," ungkap Bayu kepada detikcom di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, pada Senin (5/2/2024).

Trend ini juga terjadi sepanjang tahun 2023, di mana harga beras terus meningkat akibat produksi yang tidak mencukupi untuk memenuhi konsumsi selama 7 bulan berturut-turut.

BACA JUGA:Karburator Motor Nembak? Inilah 5 Cara Dalam Mengatasi Karburator Pada Sepeda Motor yang Tiba-Tiba Nembak!

Berdasarkan data BPS, total produksi beras pada tahun 2023 diperkirakan sekitar 30,90 juta ton, mengalami penurunan sebesar 645,09 ribu ton (2,05%) dibandingkan dengan produksi tahun 2022 yang mencapai 31,54 juta ton.

Bayu menegaskan bahwa meskipun bantuan pangan dan operasi pasar SPHP dapat menahan kenaikan harga, jika tidak ada program tersebut, harga beras bisa mencapai Rp 20.000 per kg.

"Bayangkan jika Bulog tidak menyelenggarakan, berapa harganya sekarang? Bisa mencapai Rp 20.000/kg untuk beras premium," paparnya.

Bantuan pangan disalurkan untuk membantu 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang kurang mampu. Tanpa program ini, jutaan keluarga akan kesulitan mendapatkan beras dengan harga yang sudah mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber