Rage Against The Machine Mengejutkan Dunia dengan Pernyataan Tak Akan Berkonser Bersama Lagi
Rage Against The Machine Mengejutkan Dunia dengan Pernyataan Tak Akan Berkonser Bersama Lagi--Sumber foto: Instagram/@ratm_fanpage
PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Selama 33 tahun penuh semangat dan lirik politik, Rage Against the Machine, band rap metal yang telah menciptakan sejarah dalam industri musik, mengumumkan keputusan mengejutkan untuk tidak pernah melakukan tur atau tampil live lagi.
Keputusan ini diambil setelah serangkaian pertunjukan konser selama musim panas 2022 yang diakhiri dengan sumpah bersama para anggotanya.
Dalam pernyataan yang diungkapkan oleh drummer Brad Wilk melalui Instagram, ia menyampaikan permintaan maaf kepada penggemar yang telah lama menantikan kembalinya mereka ke panggung.
Dengan lugas, Brad menyatakan bahwa tidak ada rencana bagi Rage untuk tampil live lagi. Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat band ini telah mempertahankan formasi yang sama sejak tahun 1991, dengan anggota seperti Zack De La Rocha (vokal), Tom Morello (gitar), Tim Commerford (bass), dan Brad Wilk (drum).
BACA JUGA:Youtuber ini Bagikan 8 Kekurangan Yadea T9 Setelah 1 Bulan Bersama
Muncul spekulasi seputar pembubaran band setelah Tim Commerford didiagnosis menderita kanker prostat pada tahun 2022, yang merupakan yang ketiga dalam sejarah band ini.
Meskipun telah menjalani pengangkatan prostat sebelum tur yang belum selesai pada tahun tersebut, tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan mengenai kondisi kesehatan Commerford.
Pada tahun yang sama, Rage juga menghadapi kendala lain saat Zack De La Rocha mengalami cedera tendon Achilles selama konser, memaksa pelantun “Bulls On Parade” itu untuk menarik diri dari sejumlah pertunjukan.
De La Rocha mengungkapkan rasa penyesalan atas absennya, menggambarkan cedera tersebut sebagai lelucon buruk yang dimainkan alam semesta.
Rage Against The Machine Mengejutkan Dunia dengan Pernyataan Tak Akan Berkonser Bersama Lagi--Sumber foto: Instagram/@ratm_fanpage
Rage Against the Machine bukan hanya dikenal karena musik mereka yang menggelegar, tetapi juga aksi-aksi publisitas yang mencengangkan.
Salah satu momen paling ikonik adalah ketika mereka menutup bursa saham Wall Street selama syuting video musik pada tahun 2000, menunjukkan bahwa mereka tak hanya menentang dalam lirik, tetapi juga melalui tindakan nyata.
Pada tahun 2009, dalam perlombaan untuk mencapai nomor satu tangga lagu Natal di Inggris, penampilan live mereka dari “Killing in the Name” di radio BBC memicu kontroversi.
Penampilan tersebut secara tiba-tiba dipotong pendek karena De La Rocha meluncurkan versi outro lagu tanpa sensor, mengulangi kalimat kontroversial sebanyak 16 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber